Lihat ke Halaman Asli

Fairuz Izzah

Fairuz Nurul Izzah. Lahir tahun 2000. Berdomisili di Jakarta.

Bianglala Seribu Imajinasi: Memasuki Dunia Para Individu Autistik

Diperbarui: 16 April 2023   18:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Sejak 2010, Yayasan Autisma Indonesia (YAI)  memegang misi untuk membuktikan kehebatan para individu autistik. Saya sendiri sebagai individu autistik sudah beberapa kali  ikut berpartisipasi acara bersama YAI. Salah satunya pameran YAI di Bentara Budaya di tahun 2019. (Lihat ulasan saya di: https://www.kompasiana.com/fairuznurulizzah1902/5d26bd4b097f3602ec0a4dd2/warna-warni-duniaku-pameran-para-individu-autisme).

Tahun 2023 adalah kedua kalinya YAI dan Bentara Budaya  mengadakan pameran Bianglala Seribu Imajinasi dalam rangka menyambut bulan peduli autis (autism awareness month). Di acara ini, kami para individu autis menunjukkan ketrampilan dan bakat kami agar kami dihargai. 

dokpri

Saya, Dita, Ruben, dan Ibu Ferina Widodo

 "Ide awalnya kita mengadakan pameran  lukisan adalah untuk menunjukkan kemampuan melukis para individu autis. Ternyata kemampuan mereka melukis itu bagus sekali. Mereka sangat berbakat. Lukisan mereka bagus-bagus," kata Ibu Ferina Widodo, mantan anggota Elfa Singers dan ibu dari anak berkebutuhan khusus yang menjadi pengurus YAI, sekaligus pembawa acara Bianglala Seribu imajinasi tahun ini.

"Dari sepanjang 2019 sampai kemarin itu, kita menjadi tahu bahwa teman-teman kita semua ini (maksudnya, para individu autis) banyak banget yang sering pameran dan berprestasi di bidang seni lukis ini. Akhirnya kita bikin supaya semua orang tahu, bahwa individu autis yang fokus di bidang lukis ini bisa menjadi kebanggaan dan mempunyai peluang untuk menjadi mata pencaharian mereka. 

Seni bisa berharga dan masyarakat bisa menilainya sendiri. Mereka (maksudnya, para individu autis) harus dihargai, dikasih kesempatan, dan diberikan apresiasi dengan sebaik-baiknya seperti mengapresiasi seniman-seniman lain. Para kolektor seni itu dipersilakan membeli karya-karya mereka yang memang layak dibeli. Karena dari segi keterampilan seni, kemampuan para individu autis itu luar biasa," kata Ibu Ferina lagi.

Kenapa nama pamerannya Bianglala Seribu Imajinasi?                           

 "Bianglala itu adalah sesuatu yang bewarna pelangi. 'Seribu Imajinasi' itu karena individu autis mempunyai imajinasi yang banyak. Kita tidak bisa menebaknya. Mereka memakai imajinasi dalam satu karya dan menentukan warna-warna sendiri. Jadi sangat beragam dan bervariatif," Ibu Ferina menerangkan.

 "Harapan YAI dan Bentara Budaya sama. Kita ingin anak-anak ini diberikan kesempatan yang sama, diberikan apresiasi yang sama, dan penghargaan yang sama seperti seniman-seniman yang lain. Suatu hari mereka tidak harus mengadakan pameran dengan embel-embel pameran lukisan penyandang autis, tapi mereka bergabung dengan seniman-seniman yang lain."

5 April 2023 adalah pembukaan pameran. Beberapa dari 29  seniman autistik yang mengikuti pameran melakukan live painting. Acara lalu resmi dibuka oleh Bapak Hilmar Farid, Ph.D, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang ingin kebudayaan dan kesenian Jakarta menerapkan inklusivitas. Saya setuju dengan pendapat Pak Hilmar ini. Kami para individu autis ingin sekali diterima masyarakat, baik di sekolah, perguruan tinggi, pameran, maupun, tempat kerja. Kami ingin diperlakukan seperti orang-orang lain yang normal, tapi saya rasa, masih banyak orang menganggap sepele para individu autis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline