Lihat ke Halaman Asli

Silfi Fahima

menulis, membaca dan bercerita

Mengapa Terberit Kata Temperamen Saat Marah?

Diperbarui: 30 September 2021   00:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Singosari, 20 September 2021/dokpri

Jika kita ditanya tentang tempramen, tak lain pasti dikaitkan tentang rasa emosi yang tidak bisa terkendali. Sebuah rasa marah atau tidak suka yang tidak bisa dilawan oleh apapun. Tempramen sering dikaitkan akan sikap yang kurang baik atau perbuatan seseorang yang negatif.

Namun pada kenyataannya tempramen merupakan sebuah gaya dimana seseorang memberikan suatu tanggapan akan suatu hal. Secara formal tempramen dapat diatrikan sebagai suatu respon akan hal. Sehingga tempramen bukan hanya tentang suka marah, nangisan atau hal negatif lainnya.

"Beberapa waktu lalu saat saya mengajar ngaji hampir tiga perempat dari anak yang masuk berlarian di dalam masjid. Mereka saling kejar mengejar, jangan tanyakan berapa umur mereka yang pasti hampir sembilan puluh tujuh persen dari mereka masih dalam umur anak usia dini.

 Waktu itu saya mencoba untuk mmemberikan pelajaran pada mereka dengan menyuruh mereka untuk berdiri sampai pembelajaran selesai. 

Tentu sikap yang mereka tunjukkan berbeda. Ada yang dengan bergitu saja menuruti apa yang saya katakan, namun ada juga yang memilih tetap bermain dan jail kepada teman yang lain. Beberapa anak mungkin berprasangka bahwa hal itu adalah hukuman dari saya.Tapi banyak juga anak yang tidak menyadari hal tersebut."

Menurut klasifikasi Chess dan Thomas yang merupakan psikiater, terdapat tiga tipe dasar temperamen.

Pertama dimana anak bertempramen mudah (easy child) dimana umumnya anak memiliki suasana hati yang positif. Anak dengan tempramen mudah ini dominan mudah beradaptasi dan mudah mendapatkan pengalaman baru.

Bertempramen sulit (difficult child) kebalikan dari anak yang bertempramen mudah, anak yang memiliki tempramen sulit maka juga tidak mudah mendapatkan pengalaman baru, mudah menangis, sulit beradaptasi dengan lingkungan dan melibatkan hal-hal rutin secara tidak teratur.

Terdapat juga anak dengan tempramen lambat (slow-to-warm-up child), anak dengan tipe tempramen ini memiliki tingkat aktivitas yang rendah, dominan negatif dan memperlihatkan suasana hati yang tidak baik atau intensitasnya rendah.

Tempramen pada anak dapat dipengaruhi oleh genetik maupun aspek lingkungan disekitar mereka. Seperti depresi, peran keluarga, pola asuh orang tua atau mikroba pada usus yang bersambungan akan saraf perkembangan seseorang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline