Lihat ke Halaman Asli

Analisis Drama Hutbah Munggaran di Pajajaran Kajian Semiotika

Diperbarui: 2 Juli 2023   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Drama merupakan salah satu jenis sastra. Drama adalah karya sastra yang menyajikan cerita dalam bentuk dialog. Menurut pendapat Isnendes (2010: 21) yang menyebutkan bahwa drama adalah karangan yang menyajikan cerita atau lakon dalam bentuk dialog yang diperankan oleh aktor di atas panggung. Ilmu tentang tanda disebut semiotik. Peirce mengatakan bahwa kita bisa berpikir menggunakan sarana tanda, jika tidak ada tanda, kita tidak bisa berkomunikasi (Sudjiman & Zoest, 1991). Semiotika adalah ilmu yang menganalisis sistem tanda.

Unsur semiotik yang dianalisis dalam drama Hutbah Munggaran di Pajajaran menggunakan teori Charles Sander Pierce yaitu ikon, indeks, dan simbol.

Ikon
Suatu hal yang menjalankan fungsi sebagai penanda suatu objek atau sejenis
objek. Ikon imagis adalah tanda yang secara langsung mempunyai sifat ikonis yang menampilkan kualitas-kualitas khusus, seperti menunjukan citrawi dan objek yang diacunya. Dalam hasil analisis terdapat ikon imagis. Seperti contoh yang dibawah ini:
- “Macan Pajajaran”
Yang disebutkan dalam dialog prajurit Pajajaran merupakan kata ganti sebutan
Kean Santang.
- “Ratu Pajajaran”
Yang disebutkan prajurit Pajajaran merupakan kata ganti sebutan untuk Prabu Siliwangi.

Indeks
Indeks adalah suatu hal yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang menunjukan petandanya (Pierce dalam Santosa, 1993: 10). Tanda ini berfokus kepada hubungan sebab akibat. Tanda indeks ini bisa berupa perilaku, gerak-gerik, gejala fisik, aktualisasi, dan suara. Dalam hasil analisis terdapat indeks yang terbagi menjadi beberapa kategori yaitu indeks perilaku, indeks gejala fisik, dan indeks aktualisasi. Seperti contoh dibawah ini:
a). Indeks Perilaku
- “nyiar batur gelut”
Salah satu ujaran prajurit Pajajaran. Kata nyiar merupakan indeks perilaku orang yang sedang mencari.
- “cicing”
Merupakan ujaran Bagus Setra ke Purnamasari yang merupakan indeks prilaku berhenti di suatu tempat.

b). Indeks Gejala Fisik
- “lolong”
Salah satu kata yang diucapkan oleh prajurit Pajajaran. Kata lolong merupakan
indeks gejala fisik yaitu orang yang tidak bisa melihat.
- “gagahna”
Kata yang diucapkan oleh Jaya Antea kepada Rakean. Kata gagahna
merupakan indeks gejala fisik yang menandakan orang yang kuat.

c). Indeks Aktualisasi
“di dieu”
Merupakan ujaran dari Bagus Setra ke Purnamasari. Kata di dieu merupakan
indeks aktualisasi yang menandakan pengganti tempat.

Simbol
Simbol merupakan suatu hal yang menjalankan fungsi sebagai penanda
berdasarkan konvensi yang digunakan di masyarakat (Pierce dalam Santosa, 1993: 10). Dalam hasil analisis terdapat simbol. Seperti contoh dibawah ini:
- “leutik burih”
Kalimat/kata yang diucapkan oleh prajurit Pajajaran. Kalimat leutik burih merupakan simbol dari orang yang tidak mempunyai keberanian.
- “lali rabi tégang pati”
 Kalimat/kata yang diucapkan oleh prajurit Pajajaran. Kalimat lali rabi tégang pati” merupakan simbol dari orang yang memiliki semangat untuk berkorban demi negara yang ia cintai.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline