Lihat ke Halaman Asli

Evi Peach

Evi Nur

Rupanya

Diperbarui: 20 Juni 2020   23:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam itu kelam, kelam karena bulan memilih sembunyi. Untung saja ada penerang, lampu yang mulai malu-malu di sudut jalan.

"Gambarku bagaimana, Bang?"

Yang ditanya menatap mata si penanya, lalu beralih menatap layar ponsel yang menjadi penerang selain lampu jalan itu. Iya tersenyum, rapat, tapi hangat.

"Gambarnya harmonis. Tidak sanguinis atau melankolis, biasa saja tapi cukup manis. Cahayanya tidak sinis, tapi cukup puitis."

Si penanya diam, mukanya cemberut. Dia lupa sedang bertanya pada siapa.

"Kau menyindir atau sedang memuji?"

"Tidak keduanya. Hanya sedang mendeskripsikan atau lebih tepat memperjelas. Kau tidak perlu sanguinis atau pun melankolis, hadirmu sudah cukup harmonis, senyum mu sudah terlalu puitis."

Keberuntungan sedang berpihak pada gambar dan lampu jalan yang malu-malu itu, rupanya.

-Evipeach.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline