Lihat ke Halaman Asli

Eva Rosita

Art and Education

Space Sweepers, Sisi Humanis Antariksa

Diperbarui: 7 Februari 2021   21:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Hujan dan di rumah aja? Space Sweepers (Spaceship Victory) yang dibintangi Song Joong-Ki, Kim Tae-ri dan Richard Armitage bisa jadi tontonan yang seru. Meskipun Rotten Tomatoes dan IMDB pelit kasih rating; masing-masing hanya diberi nilai 40% dan 6.7/10, namun film petualangan antariksa ini mendapatkan review yang tinggi dari para netizen.

Mengeluarkan budget produksi USD21,2 juta, Bidangil Pictures dan Dexter Studios berhasil mengemas CGI Space Sweepers setara dengan Star Wars dan Guardian of the Galaxy. Meskipun tema mencari kehidupan di luar bumi cukup umum diangkat ke layar lebar, film arahan  sutradara Jo Sung-hee ini rupanya mempunyai esensi yang berbeda. Sesuai judulnya, film ini fokus pada petualangan para kru kapal pengumpul sampah ruang angkasa bernama The Victory yang terdiri dari Tae Ho, Kapten Jang, Tiger Park, dan robot yang punya cita-cita punya fisik seperti manusia, Robot bulb. Hidup kawanan yang terbelit hutang dan tagihan ini berbalik 180o setelah menemukan Dorothy atau Kot-nim, sosok anak perempuan robot humanoid yang menjadi carian UTS yang tengah membangun orbit baru.

Dikabarkan memiliki kemampuan pemusnah masal, Kot-nim sempat membuat kru The Victory ketar-ketir karena sosok anak kecil ini meskipun menggemaskan tapi punya kekuatan yang dapat menghancurkan. Namun ternyata Kot-nim tidak berbahaya seperti yang diberitakan, dia mampu berkomunikasi dengan robot nano lainnya dalam multi dimensi dan bisa menstimulus percepatan tumbuhnya tunas-tunas tanaman baru bahkan di lokasi yang mustahil. Rupanya inilah yang menjadikan James Sullivan, pendiri UTS menginginkan Kot-nim untuk membantunya membentuk peradaban baru yang hijau.    

Selama durasi 2 jam 16 menit, penonton akan sangat familiar dengan kentalnya multikulturalisme tidak hanya terlihat dari tampilan fisik pemerannya namun juga dari penggunaan berbagai bahasa di dalamnya; menjadikan film asal negeri ginseng ini punya taste internasional. Meskipun perlu diakui bahwa plot Space Sweepers tidak terlalu kuat dengan ending yang terkesan sederhana, namun ikatan emosional dan sisi humanis antara para kru kapal dengan Kot-nim menjadi salah satu daya jual utama yang menjadikan penonton melek dari awal sampai akhir. Bahkan Tae Ho yang semula bersikeras menyerahkan Kot-nim demi uang yang diperlukannya untuk mencari anaknya yang hilang di semesta akhirnya memutuskan untuk melindungi Kot-nim. Pada akhirnya, tidak semua bisa dinilai dengan uang, dan tidak semua hal bisa dihalalkan meskipun untuk tujuan yang baik. Insight for the weekend.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline