Lihat ke Halaman Asli

Eva Nurmala

karyawan swasta

Jangan Ada Lagi Prespektif Salah Soal Pancasila

Diperbarui: 8 Agustus 2022   13:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sindonews

Anda pernah membaca buku berjudul Temanku Seorang Teroris ? Buku yang ditulis oleh seseorang yang kemudian menjadi aktivis deradikalisasi itu pernah menimba ilmu di sebuah pesantren di kota Solo.  

Pesantren itu sangat dikenali sampai mancanegara bukan saja karena pengasuhnya adalah ulama keturunan Yaman yang disegani oleh kaum muslim, tapi juga karena aksi terorisme yang dilakukan oleh beberapa alumnusnya.

Pada saat menimba ilmu di pesantren itu, dia kebetulan berbagi kamar dengan seseorang yang beberapa belas tahun kemudian menjadi pelaku bom atau tindak terorisme. 

Pengalaman dan keinginannya untuk mengajak eks terorisme untuk kembali menapaki kehidupan normal sebagai warga negara dan insan muslim yang baik, ia kemudian mendirikan sebuah Yayasan. Yayasan itu kemudian mengelola beberapa restoran dimana para chefnya eks teroris.

Para pelaku bom Bali 1 tahun 2002 sebagian memang sudah menjalani hukuman mati , namun ada satu orang dan beberapa saudara teroris itu yang menghirup udara bebas sampai saat ini. Mereka mengaku telah bertobat dan menjalani kehidupan sebagai muslim dan warga negara yang baik. Ada yang kini sangat aktif menyebarkan anti radikalisme di kalangan pelajar dan masyarakat umum.

Beberapa pelaku bom Bali 1 itu berasal dari pondok pesantren itu. Mereka umumnya mengenal ideologi atau faham radikal karena mendapat referansi salah soal negara dan Pancasila. 

Mereka kerap mempertentangkan agama dengan negara dan ideologi Pancasila dan ideologi agama, dan karena mereka berada di lingkungan agama, maka dengan mudahnya mereka memisahkan agama dan negara dengan begitu jauh.

Begitu juga sang pemilik pondok pesantren itu. Dia memang pernah menjalani hukuman karena berbagai penolakannya pada symbol symbol negara diantaranya penolakannya atas Pancasila sebagai dasar negara. 

Seperti yang saya sampaikan di atas, dia juga dikenal sebagai inspirator bagi tindak terorisme bagi beberapa pelaku terorisme karena mereka menganggap negara adalah togut dan Pancasila dianggapnya sebagai hal yang syirik.

Lalu sang pemilik pondok pesantren yang berhaluan keras ini dibebaskan oleh negara karena pertimbangan kesehatan dan usia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline