Lihat ke Halaman Asli

Eva Agustin

Politeknik Negeri Semarang

Mendorong Pengurangan Bahan Bakar Fosil Melalui Teknologi Energi Terbarukan

Diperbarui: 6 Oktober 2025   09:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Penggunaan bahan bakar fosil di Indonesia masih memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi pada fosil. Menurut Inspektur Panas Bumi Ditjen EBTKE, Kementerian ESDM Pandu Ismutadi menjelaskan, Pandu merinci, ketergantungan penggunaan energi di Indonesia terhadap minyak bumi masih 32,2 persen. Sementara ketergantungan pada batu bara 37,2 persen, dan gas 18,9 persen. Ia menambahkan, konsumsi BBM kini mencapai 1,5 juta barel per hari. Sedangkan ladang-ladang minyak hanya mampu berproduksi 700 ribu-800 ribu barel per hari. Hal ini menjadi salah satu memicu krisis energi dan lingkungan saat ini. Ketergantungan terhadap bahan bakar fosil memiliki dampak yang signifikan terhadap keberlangsungan dan upaya menuju bumi yang lebih ramah lingkungan. Berikut ini merupakan dampak dari ketergantungan bahan bakar fosil :

  • Emisi Gas Rumah Kaca: Pembakaran bahan bakar fosil melepaskan karbon dioksida (Co2) dan bermacam polutan ke atmosfer, yang menjadi penyumbang terhadap pemanasan global.
  • Polusi Udara: Pembakaran bahan bakar fosil juga dapat membahayakan kesehatan manusia, sebab polutan seperti sulfur dioksida, nitrogen oksida, dan partikel halus dapat menyebabkan penyakit pernapasan dan bahkan kematian dini.
  • Ketergantungan Energi: Ketergantungan pada bahan bakar fosil dapat memicu kerentanan ekonomi dan geopolitik karena banyak negara yang bergantung pada impor bahan bakar untuk memnuhi kebutuhan energi di wilayahnya masing-masing.

Untuk mendorong pengurangan bahan bakar fosil di Indonesia, energi terbarukan seperti panel surya, turbin angin, dan pembangkit tenaga air dapat menjadi alternatif untuk menggantikan fosil dengan sumber energi bersih dan tak terbatas. Misalnya panel surya dengan memanfaatkan panas matahari sebagai sumber daya untuk menghasilkan energi listrik. Dengan memanfaatkan baterai canggih memungkinkan pemanfaatan energi dari panel surya menjadi lebih stabil. Tak hanya itu penggunaan energi terbarukan memiliki efisiensi lebih tinggi dan lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil karena tidak menghasilkan emisi buang seperti dibahan bakar fosil. Sehingga penggunaan energi terbarukan dapat menjadi solusi alternatif dalam mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.

Meski demikian, transisi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan tak lepas dari tantangan, seperti biaya investasi awal yang tinggi dan kebutuhan infrastruktur yang memadahi. Oleh karena itu peran berbagai pihak sangat diperlukan untuk mendukung pengembangan teknologi ini. Penerapan energi terbarukan pastinya juga akan membawa dampak positif pada sektor perekonomian nasional. Hingga kemandirian energi menjadi langkah nyata menuju masa depan yang lebih berkelanjutan serta ramah lingkungan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline