Lihat ke Halaman Asli

Saepudin Zuhri

Seorang pendidik

Cerpen | Ya Alloh, ke Mana Hilal?

Diperbarui: 23 Mei 2020   15:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Aminah harus menerima kenyataan dengan ikhlas. Bahwa lebaran tahun ini, salah satu anaknya tidak dapat berkumpul bersamanya di rumah seperti biasa.

Anak sulungnya itu tidak dapat pulang ke Sumedang. Tanah kelahirannya bukan karena tidak memiliki ongkos, atau tidak mendapatkan tiket kereta untuk mudik.

Namun, perpanjangan PSBB di Jakarta tempatnya bekerja. Membuatnya tercegah untuk mudik. Selain karena ingin mematuhi peraturan, ia juga khawatir jika pulang justru malah merepotkan. Dan membahayakan kesehatan keluarganya.

Beberapa kawannya ada yang memaksa pulang ke Cianjur dan Bandung. Walau harus membayar ongkos lebih, dengan cara menaiki travel ilegal.

Rencana mereka tidak sepenuhnya berhasil, dua temannya yang mau ke Bandung. Justru harus kembali ke kontrakan di Jakarta. Karena travel yang ditumpanginya terkena razia, mobilnya disita. 

Masih beruntung dua temannya negatif COVID, walau tetap harus berurusan dengan kepolisian. Karena berupaya melanggar aturan.

Ibu Aminah dan anak sulung tercintanya Hilal, mengobati rasa rindunya melalui video call. Biasanya sebelum magrib tiba.

"Aa udah nyiapin buka sama apa?" 

"Alhamdulillah, kurma masih ada Mah!"

"Kalau temennya nasi sudah ada A?"

"Kita masak telor aja Mah sama sarden!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline