Lihat ke Halaman Asli

Ervina Aristiani

Mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia

LDR-ku Sukses!

Diperbarui: 15 Mei 2021   13:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi ini jam dinding menunjukan pukul 07:00. Di jendela kamarku terlihat mentari bersinar sangat cerah, dan ditangan sudah ku gengam tiket pesawat "Jakarta - Beijing".

Aku mulai bergegas menyiapkan pakaian dan semua kebutuhan untuk disana, lalu ku tata pada koper ungu favorit ku.

Uuhh,, tak sabar rasanya menunggu esok, hari dimana aku akan bertemu oleh dia. Iya diaa.. sebut saja calon imam ku.

Dia adalah Naufal Ghifari, calon imam yang jauh dimata namun dekat di hati. hehe,, agak geli yaah mendengar kata seperti itu, akupun  merasa aneh berkata seperti itu. Namun itu adalah kenyataan yang kurasakan sekarang.

Dia mengambil beasiswanya untuk melanjutkan study S2-nya di Beijing, 3 tahun sudah dia menetap disana.

Tepatnya 1 tahun yang lalu dia memintaku untuk menjadi istri. Mendengar itu rasa  aku mati berdiri seperti tersambar petir di siang hari. Karena menurut ku itu adalah suatu ketidakmungkinan. dia memang mantan pacar ku ketika SMA dulu, dan kini 12 tahun berlalu apa dia masih menyimpan rasa itu? Sungguh ini diluar nalar ku.

Dipermintaannya yang sekian kali, dia mencoba meyakinkan ku dari segala hal. Namun aku memutuskan untuk bertunangan. Kepulangannya ke Indonesia hanya 5 hari, dan kamipun bertunangan.

Kini 1 tahun berlalu, namun sepertinya aku rindu. Besok adalah liburan musim dinginnya. dan aku memutuskan untuk berlibur beberapa hari dengannya disana.

 Zhui da zia, huanying nimen zai chong kuo.

Suara pengumuman sampainya pesawat yang aku tumpangi di Beijing, aku pun segera bergegas turun. Di balik pintu kaca bandara sudah terlihat berdiri tegak menyambut ku datang, tiba -- tiba jantung ku berdetak kencang, tubuh ku menjadi gemetar mengapa menjadi seperti ini aku?!

Canggung sekali rasanya, ku Tarik napas dalam -- dalam, dan membuangnya pelan. Aku terus mencoba untuk mengendalikan diri yang merasa sangat gugup ini. Langkah ku semakin dekat dengannya, dan jantung ini semakin berdetak tak karuan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline