Lihat ke Halaman Asli

Erni Irawati

Undergraduate Student at Sociology Education, State University of Jakarta

Masyarakat dalam Pemikiran George Simmel

Diperbarui: 24 September 2022   07:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Masyarakat dalam Pemikiran George Simmel

Setelah Karl Marx, Max Weber dan Durkheim terdapat satu tokoh penting lagi yang menjadi salah satu pilar utama dalam terbentuknya ilmu Sosiologi. Tokoh tersebut ialah George Simmel. George Simmel merupakan ilmuwan berasal dari Berlin yang turut menjadi kontributor besar dalam Sosiologi. Dalam perkembangannya Simmel pernah menerbitkan buku bernama The Philosophy of Money yang berisi tentang bagaimana uang bekerja di dalam masyarakat.

Ruang Sosial

Dalam bidang Sosiologi, Simmel menyumbangkan pemikirannya mengenai ruang sosial. Ruang sosial memiliki komposisi produksi dan reproduksi di dalam masyarakat. Simmel berpendapat bahwa aspek realitas menjadi bagian ciri-ciri di masyarakat. Pendapat selanjutnya ialah sosiologi menurut Simmel merupakan sebuah ilmu yang mempelajari bukan hanya tentang interaksi, namun juga berfokus pada Asosiasi. Asosiasi dalam pengertiannya ialah sebuah proses dimana di dalamnya terdapat proses interaksi yang melibatkan anggota masyarakat. Proses interaksi di masyarakat merupakan proses yang terus menerus terjadi di masyarakat karena di dalamnya terdapat nilai,budaya, norma yang selalu disosialisasikan oleh Masyarakat. Asosiasi yang terjadi di masyarakat menjadi cerminan di masyarakat yang akan membentuk ciri tersendiri dan menghasilkan proses produksi dan reproduksi ruang sosial yang berbeda beda di setiap wilayah. 

Asosiasi di dalam masyarakat memiliki perbedaan yang didasari oleh uang dan kebudayaan. Kebudayaan dapat berupa tradisi yang terjadi di masyarakat yang diturunkan secara turun temurun.  Selain kebudayaan, terdapat uang. Ketika masyarakat menjadi lebih sejahtera, masyarakat dapat menjadikan uang sebagai bentuk asosiasi dan seolah mampu membayar asosiasi tersebut. 

Masyarakat, Ruang dan Waktu

Masyarakat bekerja dalam suatu kerangka, ruang dan juga waktu. Dalam pengertian hal tersebut, masyarakat dicirikan memiliki perbedaan dalam setiap kerangka, waktu dan ruang. Sebagai contoh, masyarakat pedesaan tentunya memiliki perbedaan dengan masyarakat perkotaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dri kerangka (yang memiliki nilai norma yang berbeda), waktu dan ruang (pedesaan dan kota). Ketiga aspek tersebut berkembang terus menerus dan masyrakat harus beradaptasi dan bersosialisasi untuk menyesuaikan hal tersebut. 

Oleh karena itu, Simmel mengartikan masyarakat sebagai suatu objek yang terdiri dari beberapa aspek yakni totalitas, asosiasi, objek, estetika dan aktivitas yang bersatu membentuk pengalaman dan pengetahuan para aktor di dalam masyarakat.  Selain itu, Simmel juga berpendapat bahwa ruang dan waktu menjadi pondasi dalam masyarakat. Ruang dan waktu bersifat konstitutif dikarenakan tiap ruang dan waktu akan mengonsepkan tindakan sosial sebagai pengalaman hidup yang akan diaplikasikan masyarakat di setiap kondisi yang mereka temui. Pengalaman hidup akan dikumpulkan oleh individu dan akan diaplikasikan melalui tindakan-tindakan kumulatif yang ada di masyarakat. Selain itu, pengalaman hidup juga dipengaruhi oleh mediasi eksternal. 

Untuk menjelaskan lebih lanjut tentang Ruang. Ruang menurut Simmel memiliki beberapa aspek yakni :

  1. Eksklusivitas 

Eksklusivitas di dalam ruang memiliki arti bahwa setiap ruang memilki keunikan sendiri yang membedakan ruang yang satu dan yang lain. Keunikan ini dihasilkan dari perbedaan proses sosial dan perbedaan reproduksi dan produksi ruang sosial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline