Lihat ke Halaman Asli

Erica AuliaWidiani

Writer - Content Creator - Businesswoman

Mental Health, Sudahkan Kamu Mengenalinya? (Memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia)

Diperbarui: 11 Oktober 2021   06:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Tribunnews.com

Kesehatan mental adalah kondisi dimana seseorang merasa tenang batinnya, dapat menerima kekurangan dan kelemahan diri sendiri serta  mampu untuk menghadapi masalah yang datang dengan baik.

Menurut World Health Organization (WHO,2001), kesehatan mental ialah kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya.

Selain itu Pieper dan Uden (2006), mengatakan bahwa kesehatan mental merupakan keadaan dimana seseorang tidak mengalami perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi yang realistis terhadap dirinya sendiri dan dapat menerima kekurangan dan kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.

Ilustrasi: Kompas.com

Seperti yang kita tahu bahwa kesehatan mental adalah salah satu hal penting yang harus kita miliki. Maka untuk memperingatinya, tanggal 10 Oktober dinobatkan sebagai peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia atau Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, agar kita selalu ingat bahwasannya mental yang sehat akan membuat kita bahagia menjalani hidup.

Sayangnya, walaupun sudah banyak pembahasan mengenai pentingnya kesehatan mental. Entah dari media tulis, webinar, podcast, dll, masih banyak pula orang-orang yang belum paham atau bahkan masih meremehkan kesehatan mental itu sendiri. 

Tidak usah jauh-jauh, orang tua, pacar, teman atau bahkan tetangga kita pun kadang juga masih meremehkan kesehatan mental kita, dengan meremehkan kondisi sedih yang kita lalui, mengatakan bahwa ibadah kita kurang makanya kita jadi sering menangis dan merasa kacau, dibandingkan  kesusahan kita dengan bilang, "Kamu masih enak begitu, harusnya kamu bersyukur. Masih banyak orang di luar sana yang kondisinya lebih parah", dan lainnya. Padahal, di kondisi seperti itu kita sangat butuh orang yang mengerti keadaan dan bisa memvalidasi perasaan kita. 

Karena feedback yang kita dapatkan tidak sesuai dengan yang kita mau, tidak jarang malah menimbulkan trauma dan menyebabkan kita tidak lagi mau membuka diri terhadap orang lain. Hal ini yang membuat kita menjadi manusi yang tertutup dan menyembunyikan segala hal sendirian. Lagi-lagi, hal itu juga akan menambah tekanan dalam diri kita.

Lalu bagaimana kita bisa mengenali gejala gangguan kesehatan mental?

Untuk bisa mengerti bahwa kesehatan mental kita normal atau tidak, sebenarnya kita butuh profesional dalam bidang itu untuk benar-benar bisa mendiagnosanya. Akan tetapi, tidak ada salahnya kalau kita mengenali tanda-tanda yang terjadi agar tidak berlarut-larut dan bisa segera menanganinya.

Ilustrasi: schoolofparenting.id

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline