Lihat ke Halaman Asli

Idealisme Kampus Telah Pupus

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Beberapa hari yang lalu ketua DPR Marzuki Ali membuat pernyataan yang cukup menghebohkan banyak pihak, khususnya bagi mereka yang terkait langsung dalam pernyataan itu. Marzuki Ali mengatakan, “koruptor di Negri ini didominasi oleh lulusan UI dan UGM”. Entah apa yang mendasari pernyataannya itu, yang pasti beliau tidak asal bicara karna beliau mengetahui banyak hal jika dilihat dari jabatan yang dipikulnya saat ini, Ketua DPR RI.

Setelah pernyataan itu muncul dibanyak media, kini timbul lagi isu lanjutan yang datangnya dari pihak kampus terkait (UI), yang melayangkan gugatan kepengadilan Negri Jakarta atas pernyataan tersebut. Pernyataan tersebut juga mendapat protes keras dari Mahasiswa UI dan buntutnya mereka ingin menyelesaikan perkara ini di Meja Hijau.

Menaggapi tindakan yang menimpa dirinya, Marzuki menyikapi dengan sangat santai. Justru dia heran dengan para alumnus yang menuntut dirinya. Harusnya mereka mencari solusi atas pernyataan yang telah dilontarkanya, misalkan mencabut gelar alumnus yang melakukan tindak pidana korupsi. Tapi kenapa justru saya yang dimarahi dan dituntut macam-macam, begitulah tanggapan santai dari seorang Marzuki seperti yang dilangsir oleh Detik News, selasa 8/5/2012.

Sebagai seorang yang duduk di kursi politik, pernyataan Marzuki bukan sesuatu yang berlebihan menurut saya. Lagipula hal tersebut tidak bersifat destruktif, justru pernyataan itu sangat membangun dan memberikan wacana baru bagi dunia Perguruan Tinggi, guna untuk meningkatkan kualitas ril di lapangan. Hal ini bisa menjadi kebijakan baru bagi setiap Perguruan Tinggi. Misalnya, apabila ada alumnus yang terlibat dalam sebuah kasus tertentu maka berdasarkan pertimbangan tersebut gelar alumnus bisa dicabut.

Saya sangat mendukung pernyataan Marzuki Ali yang sangat berani mengkritik perkembangan dalam dunia pendidikan. Selama ini perguruan tinggi tidak mempunyai andil dalam mengkontrol alumnus-alumnus yang sudah menduduki jabatan tertentu dalam pemerintah. Biasanya, perguruan tinggi hanya memiliki organisasi/ikatan para-alumnus dan ini sifatnya hanya nostalgia.

Saya kira, tindakan mahasiswa yang memperkarakan Marzuki Ali sangat aneh dan tidak memiliki nilai idealisme layaknya mahasiswa. Sebagai mahasiswa seharusnya lebih bisa menahan diri dan menyikapi setiap kritikan dengan baik. Bukan justru balik menyerang seperti dalam dunia politik. Dunia perguruan tinggi harusnya bisa lebih terbuka, demokratis, edukatif dan bebas dari pengaruh kepentingan politik tertentu.

Sangat disayangkan disaat idealisme tumbuh dan berkembang di dunia Perguruan Tinggi, saat ini harus pupus dan hilang. Kalau sudah tidak adalagi nilai idealisme dalam Perguruan Tinggi lalu dimana lagi generasi bangsa kedepan mencari jati diri mereka disaat keadaan bangsa sudah teracuni oleh kapitalis tulen?

Kasian nasib anak Negri ini seolah terlahir hanya untuk melihat kejamnya kapitalis tulen….

Salam kompasiana




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline