Lihat ke Halaman Asli

Perempuan di Titik Koma

Diperbarui: 24 Oktober 2022   16:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Yerma yang letih mulai membuka lembar-lembar dumi buku itu di sebuah meja kecil, dalam sebuah kamar kontrakan yang kecil. Dengan cermat ia kemudian membaca, menelusuri huruf demi huruf di dalamnya. Yos, suaminya, memandangnya lekat-lekat sambil berbaring-baring di belakangnya. Teringat Yos akan mimpi buruknya: Yerma menyusut jadi sekecil huruf 12 point.

Pada awalnya Yos dan Yerma sangat bahagia ketika Yerma diterima sebagai proof reader di sebuah penerbitan. Meskipun kecil dan baru berkembang, Gabriel Books adalah penerbit yang bergengsi. Yang lebih penting, kini mereka akan mempunyai sumber keuangan lain kecuali dari surat kabar lokal tempat Yos menjadi wartawan.

Dan bayangan akan kehidupan rumah tangga yang lebih menyenangkan mengganggu tidur pasangan muda itu. Mereka tertawa dan merasa malu sendiri jika mengenang malam-malam setelah Yerma memasuki hari-hari kerjanya. Satu per satu mereka menyebut barang yang hendak mereka beli nantinya. "Mesin cuci untuk calon ibu," kata Yos. "Blender untuk bikin jus wortel," kata Yerma. "Kipas angin besar," kata Yos. "Kulkas," sahut Yerma. "Ya, ya kulkas," Yos setuju. "Kredit sepeda motor." Dan setelah bosan berkhayal, mereka bercinta habis-habisan.

Namun, seperti layaknya sebuah kisah cinta yang agung, tak semudah itu mereka mengukir episode berikutnya. Di suatu sore yang panas, Juan Kareem atau yang populer disebut JK, si kepala editor Gabriel Books, memanggil Yerma.  

"Yerma, sudah Anda lihat buku kita bulan ini."

"Sudah, ada masalah, Pak?"

"Ok.  Anda memang masih baru rupanya." JK diam sejenak, lalu berkata, "Panggil

 

Bung Noorham." Yerma bergegas keluar ruangan. Dengan bertepuk kecil ia memanggil Noorham, editor sastra Gabriel Books. Begitu Noorham masuk, JK langsung berkata, "Bung, lihat 'master piece' kita bulan ini. Dan kasih tahu Yerma."

Bung Noorham segera membuka-buka buku itu, halaman demi halaman, dengan tergesa. Pandangannya menyapu bolak-balik. "Daftar isi, Nak. Daftar isi...!" JK tak sabar. "Sejak kapan Gabriel memulai daftar isi dari verso?[1] Macam penerbit amatir saja! Bung Noorham, you mustinya masih dampingi Yerma. Minimalkan risiko! Gabriel Books sedang naik daun. Lihat saja, bahkan Pustaka Hermes yang punya jaringan pasar sendiri di dalam dan luar Jawa itu, tanpa malu-malu mengekor tema dan desain buku kita. Gabriel Books sedang diamati banyak pihak, bukan saja oleh para pembaca, tapi juga penerbit-penerbit besar, dan investor. Jadi, semua saja, jangan bikin sesuatu yang fatal." Dan menatap ke arah Yerma, JK berkata, "Pajang 'hasil karya' pertama Anda ini di 'ruang pamer'," sambil menuliskan sesuatu di buku itu.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline