Lihat ke Halaman Asli

Muthiah Alhasany

TERVERIFIKASI

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Apa yang Akan Kita Wariskan untuk Keluarga?

Diperbarui: 10 Desember 2018   16:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Raymond Sung dari Manulife (Dokpri)

Pernahkah kita berpikir apa yang akan terjadi jika tiba-tiba meninnggal dunia? Keluarga yang ditinggalkan tidak hanya mengalami duka yang mendalam, tetapi juga akan merasakan perubahan, baik dari segi ekonomi mau pun sosial. Apalagi jika yang pergi adalah sang ayah atau kepala rumah tangga.

Ya, kita tidak pernah tahu berapa lama hidup seorang manusia. Usia seseorang adalah rahasia Allah SWT, tidak ada yang bisa mengubahnya. Seorang manusia bisa mati tanpa harus menjadi tua. Ada yang masih anak-anak, remaja, dewasa atau manula. Itulah takdir yang tak terbantahkan.

Namun selagi masih hidup, maka manusia mempunyai kesempatan untuk menyiapkan diri menghadapi hari itu. Pikirkanlah, jika anda orangtua maka pasti idealnya membuat rencana terbaik untuk keluarga. Masa depan anak-anak menjadi prioritas utama.

Nah, dalam  menghadapi berbagai kemungkinan yang bisa  terjadi diperlukan semacam perlindungan.  Beruntung saya mendengarkan penjelasan tentang perlindungan maksimal dari Panji Harsanto, SE, CFP dan Raymond Sung selaku Territory Head Manulife Indonesia.

Dengan tema "Solusi Premium untuk menikmati Kemapanan Kini dan Nanti", kita mendapat penjelasan yang gamblang tentang investasi yang memberikan perlindungan dari  Manulife Indonesia.  Sebuah solusi cemerlang bagi masa depan keluarga.

Manulife merupakan  produk asuransi kesehatan yang juga sekaligus  investasi.Menurut  Panji,  keuntungan memiliki asuransi merupakan solusi liquid bagi ahli waris, uang pertanggungan bebas pajak, dan dapat keluar sesuai jangka waktu, premi sebagai biaya pengurang penghasil bruto.

Manulife insurance dapat berfungsi sebagai warisan bagi anak-anak kita. Perlu kita sadari, warisan adalah sesuatu yang penting. Tujuannya agar ahli waris masih bisa melanjutkan hidup ketika pencari nafkah meninggal.  Warisan bisa berupa aset tanah, bangunan, deposito, perhiasan dsb.

Sebaiknya jangan menunjuk anak dibawah umur sebagai ahli waris.  Anak dibawah umur masih cacat hukum atau belum sah dalam hukum. Harus dipikirkan pula agar warisan tidak menjadi beban atau menyusahkan ahli waris dengan persoalan pajak dan biaya pemeliharaan.

Hal penting lainnya adalah dana darurat. Sebagian besar masyarakat tidak memiliki  dana darurat karena kurang tanggap terhadap keadaan. Dana darurat ini sebenarnya  tidak hanya berupa tabungan, tapi juga bisa berasal dari investasi, deposito dan logam mulia. 

Manajemen keuangan keluarga menjadi kunci penggunaan dana secara maksimal. Bila mempunyai bisnis, sebaiknya dipisahkan dari keuangan usaha dan keuangan pribadi. Berusahalah untuk  menggaji diri sendiri, lalu sisihkan  10% untuk dana sosial, 20% untuk investasi dan proteksi dari 100% gaji.

Manulife Indonesia percaya bahwa gaya hidup sehat yang disertai dengan kondisi finansial yang sehat akan memberikan ketenangan pikiran, sehingga masyarakat Indonesia dapat membuat keputusan dengan mudah dan memiliki hidup yang lebih baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline