Lihat ke Halaman Asli

Musik dan Hidup

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti kata Jalaludin Rumi, " Musik adalah demi cinta dan pengetahuan-Nya". Seklumit gambaran kerumitan hidup ini seperti halnya metafor pada rima dan bait lirik, yang meraung di setiap hentakan Beat Box Morgue Vanguard pada barisan lagu-lagu Homicide. Dan hidup juga sedemikian keras, seperti halnya scream yang melengking dari Cradle Of Filth dan growl Canibal Corpse. Namun hidup kadang sejuk seperti Shymphony 9 dari Beeathoven dan Silk Road-nya Kitaro, meski sesekali ada gesekan seperti gesekan biola Antonio Vivaldi, namun tetap indah serupa notasi Richard Clayderman pada Tune Keyboard. Kadang hidup juga butuh Variasi yang serius seperti cord pada Jazz Karn Armstrong dengan Saxsophone, dan BB King dengan Blues. tapi sesekali kita butuh santai ala Bob Marley yang membuat Tony Q.R santai melepas Country beralih pada Ragge. Hidup juga tidak lepas dari isu penghianatan seperti Rose Mary yang melacurkan Punk dihadapan puluhan polisi, dan SID yang bangga dengan Major, meski memang semua itu tidak lepas dari isu serupa Rancid yang memakai jeans jacet dengan brand berkelas milik borjuasi. Karna hidup juga butuh pemberontakan pada nilai yang tidak mendasar, serupa Punk yang menolak dibudakan. Kembali, hidup adalah pilihan serupa Soneta yang memilih Dangdut untuk dakwah, seruap Yoyo Suwaryo dengan jatidirinya sebagai Tarling, tapi kesimpulan terakhir pada hidup adalah bagaimana kita Ikhlas, serupa Gesang dengan Bengawan Solo dan WR. Supratman dengan Indonesia Raya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline