Lihat ke Halaman Asli

Emanuel Fernandez Numba

Saya adalah seorang guru pada sebuah sekolah kecil di kota yang kecil diujung timur pulau Flores. Flores Timur adalah sebuah kabupaten kepulauan di Provinsi Nusa Tenggara Timur

Membangun Budaya Positif Melalui Kesepakatan Kelas

Diperbarui: 5 Agustus 2021   09:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1: Membangun komunikasi dan kolaborasi bersama kepala sekolah (Dokpri)

1. Latar Belakang

Kita ketahui bahwa murid-murid memerlukan bimbingan dalam membentuk karakter atau perilakunya. Hal itu meliputi upaya pengontrolan diri, pembentukan kepercayaan diri dan menghargai orang lain. Kita semua menyadari bahwa hal itu membutuhkan disiplin sehingga disiplin itu penting bagi murid. 

Tetapi lebih dari itu kita perlu tahu apa yang dimaksudkan dengan disiplin positif pada murid.

Disiplin positif merupakan pendekatan mendidik murid untuk melakukan kontrol diri dan pembentukan kepercayaan diri. Disiplin berbeda sama sekali dengan hukuman meskipun disiplin sering diterapkan dengan menggunakan teknik hukuman.

Perlu kita ketahui bahwa kesadaran akan penerapan disiplin positif masih sangat rendah dan masih berdasarkan motivasi ekstrinsik, dimana pembiasaan positif yang diterapkan bukan disiplin positif, namun masih menganut sistem pemberian hadiah (reward) dan juga punishment. 

Komunikasi yang dibangun masih satu arah, peran atau kontrol guru belum sampai pada tahap manajer melainkan sebagai hakim bagi murid. Bagaimana mendisiplinkan peserta didik bermula dari kesadaran, dan menumbuhkan motivasi intrinsik. 

Bagaimana disiplin dan budaya poisitif yang sudah ada dan menonjol dapat tumbuh dan berkembang menjadi karakter semua warga sekolah. Bagaimana Budaya positif di sekolah yang harus dikembangkan guru untuk mewujudkan karakter yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila. 

Serta bagaimana efektifitas komunikasi dua arah yang diciptakan dapat membantu menumbuhkan kesadaran murid agar menjadi pribadi yang berempati dan berbudaya disiplin positif

2. Deskripsi Aksi Nyata

Untuk menciptakan budaya positif sekolah kita tidak berdiri sendiri melainkan membutuhkan kerjasama dan keterlibatan semua stake holder. Penerapan budaya positif dibutuhkan sinergitas antar semua pemangku kepentingan di sekolah dalam pembiasaan-pembiasaan positif sehingga akan membudaya dan berakar dalam diri murid. 

Budaya positif dapat menjadi suatu kekuatan untuk menerapkan disiplin positif sekolah. Mengapa harus disiplin positif, karena semua aturan-aturan yang diterapkan ditujukan untuk melahirkan mental-mental disiplin yang didasarkan pada kesadaran individunya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline