Lihat ke Halaman Asli

Ramadan, Puasa atau Pesta Pora?

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tak terasa bulan puasa ini akan segera berakhir. Betapa senangnya Idul Fitri sudah di depan mata. Puasa selama beberapa minggu ini tampaknya berjalan seperti biasa, tanpa ada gangguan dan kendala yang berarti. Iya, seperti biasa ditempat saya tinggal: bulan puasa itu berarti setiap pagi subuh agak sedikit "lebih ramai" karena sahur, dan di sore hari jajanan dan menu makanan berbuka bertabur dijalanan hingga ada beberapa terkesan "kurang beraturan" dengan lapak-lapak jajanan di bulan puasa. Menjelang malam akan lebih "ramai" lagi taraweh bersama-sama dengan khusuk meskipun volume suara sound system agak "meninggi".

Puasa sebagaimana lazim nya bukanlah sebatas seremonial agama, bukan juga sebatas tidak makan dan tidak minum. Namun Puasa lebih kepada mendekatkan diri kepada Sang Khalik, karena menyadari keberadaan diri sebagai manusia yang terbatas, yang penuh dosa, dan yang jauh dari standard kebenaran. Puasa berarti menjauhkan diri dari kebiasaan buruk dan dengan sengaja tidak makan dan tidak minum karena merendahkan diri di hadapan-Nya.

Puasa juga berarti melawan hawa nafsu daging, menahan kebiasaan (makan & minum) untuk diberikan kepada sesama yang membutuhkan. Tapi Ironisnya, (lagi-lagi) di tempat saya Puasa malah membuat barang-barang kebutuhan sehari-hari "agak" sulit ditemukan karena SANGAT BESAR nya permintaan pasar yang berdampak kepada kenaikan harga kebutuhan sehari-hari. Dan bahkan di bulan Puasa ini volume sampah dimana-mana justru meningkat, tentu (mungkin) karena pola konsumsi yang meningkat juga. Seperti yang saya baca barusan ini: http://www.metrotvnews.com/read/news/2011/08/21/62141/Ramadan-Volume-Sampah-Naik-10-Persen/

Beberapa juga saya lihat dilayar kaca, Ramadan identik dengan membuat "larangan-larangan" baru untuk tidak menjual makanan, untuk menutup tempat-tempat hiburan, dll. Tak segan-segan juga ada yang merusak milik orang lain karena mereka 'tetap berjualan'. Padahal idealnya Puasa adalah menahan diri, bukannya memaksa orang lain; Menahan nafsu daging, bahkan nafsu makan, bukannya berburu makanan enak super lezat yang banyak untuk disantap sepuasnya karena sudah kelaparan tidak makan tidak minum seharian.

Jadi kalau demikian apakah Ramadan adalah puasa atau malah menjadi pesta pora?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline