Lihat ke Halaman Asli

Realitas Komunikasi Kesehatan dan Lingkungan dalam Kehidupan Manusia

Diperbarui: 26 Agustus 2017   14:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dalam suatu tragedi akan banyak terjadi peperangan salah satunya adalah perang nuklir. Sama halnya yang dikatakan Wiesner and York bahwa masa depan nuklir itu dihadapkan pada dilema yang berat bagi semua lapisan masyarakat. Padahal nuklir ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan militer dan pertahanan nasional. Dengan begitu kita sebagai manusia dituntut untuk selalu meng upgrade senjata-senjata militer agar mampu bersaing dengan para lawan atau musuh. Jika dilema ini terus berlanjut dapat memperburuk situasi daerah sekitarnya.

Jadi, Wiesner dan York dalam jurnal sains dan teknologi mengatakan bahwa solusi yang baik tidak dapat ditemukan di alam melainkan kita harus memahami terlebih dahulu apa inti dari masalah tersebut seperti permainan tick-tack kaki. Permainan ini dijelaskan bahwa orang yang tidak mengerti cara bermain pasti akan menghalalkan segala cara untuk dapat memang begitupun dengan sebaliknya. Jadi, kita harus memahami terlebih dahulu bagaimana cara bermain yang baik.

Masalah yang paling utama disini adalah bertambahnya jumlah populasi. Jadi apa yang harus kita maksimalkan disini? Dunia kita seharusnya terbatas namun hal ini justru tidak disadari manusia. Kita dapat melihat realitasnya bahwa di era ini perkembangan tekonologi sudah sangat "mempengaruhi" manusia dalam menentukan masa depannya. Hal inilah yang membuat manusia memiliki sikap yang tidak peduli dan cenderung menginginkan cara instant untuk mendapatkan sesuatu yang dia inginkan terutama untuk mencapai kebutuhan hidup kedepannya.

Bertambahnya jumlah makhluk hidup ini tentu memberikan dampak bagi lingkungan dan manusia tersebut seperti :

Polusi

Fenomena yang sering terjadi di masyarakat seperti radio aktif, limbah pabrik dan lainnya. Hal ini dapat dilihat jaman sekarang banyak didirikan pabrik-pabrik di dekat pinggiran sungai sehingga menimbulkan polusi dan pencemaran lingkungan. Sama halnya yang kita lihat di sungai ,banyak terjadi pencemaran air karena banyak sampah-sampah yang mengandung zat-zat kimia dan biologi yang membuat air menjadi kotor. Hal ini karena populasi manusia dan sifat manusia yang lebih mementingkan dirinya sendiri daripada lingkungan tempat tinggalnya.

Bagaimana kita mengatur cara kesederhanaaan

Setelah dilakukan analisis dari masalah polusi ini, kepadatan penduduk justru membuat manusia kehilangan nilai moralnya. Dimana moralitas itu adalah tindakan yang didasari oleh sistem pada saat apa yang sedang kita lakukan. Contohnya pada penggunaan jamban di desa seperti buang air besar itu jauh lebih baik dari pada hidup di kota tapi tidak memiliki sikap moral yang baik seperti membuang sampah yang dapat mencemari lingkungan. Hal inilah yang membuat kerugian bagi orang banyak terutama bagi kota-kota metropolitan yang tidak bisa ditoleransi lagi.

Ibaratnya kita bunuh 1 benteng, dan kita hanya mengambil bagian lidah saja untuk dikonsumsi, sedangkan bagian lainnya dibuang. Dalam hal ini kita tidak berpikir bahwa sebenarnya perilaku itu justru tidak baik karena tidak memanfaatkan dengan baik peluang apa yang bisa diambil dalam benteng tersebut. Perilaku inilah yang dinilai tidak baik dan membuat sikap kita menjadi boros terhadap suatu hal. Untuk itu orang berpikiran lebih baik membuang sampah dibelakang rumah daripada memakai mobil yang bisa menimbulkan asap yang tidak bisa terkontrol. Seharusnya kita memikirkan dampak apa yang dapat ditimbulkan dari apa yang kita lakukan.

Melahirkan secara bebas itu tidak ditoleransi

Peristiwa lainnya yang termasuk dalam masalah populasi adalah publik memiliki sikapt tidak peduli. Ibaratkan sebuah 1 keluarga memiliki 10 orang anak atau 5 orang manusia berpandangan bahwa seorang yang melahirkan terlalu banyak anak maka dia tidak bisa membagi kepeduliannya secara merata, karena hal itu dapat merugikan atau menyusahkan dirinya sendiri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline