Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Horizon Senja

Diperbarui: 4 Maret 2020   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Pixabay

Oleh: Elvida Busma

Horizon senja rengkuh aku dalam dimensi nol. Hampa gerak, hilang jarak, tanpa sajak. Aku kaupasung, terpukau risau tertikam pisau. Saat pelangi dan hari berhenti, menjadi lukisan yang kau coba bingkai dengan kata persahabatan.

Camar-camar petang lirih melukis jingga. Sepotong hati masih menantimu meniupkan sabda purba. Dengarlah rintihan  buruh, segigil rindu jatuh menganyam kabut dan asap kapal. Angin telah berkisar lara mengepal.

Penampikanmu memantulkan luka yang tak henti. Padahal aku sudah lama menanti untuk membelai mimpi. Biarlah kenangan meracuni hati.

Kau tahu sayang?  
Renjanaku sudah lama kelu di gudang-gudang tua berdebu. Ringkih berdesakan di antara karung sagu dan belacu. Akan tetapi kucoba jua menghibur dermaga hati. Esok mercusuar tak berhenti berseri.

Tangerang, 20 Februari 2020.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline