Lihat ke Halaman Asli

Annisa Hadi El Ulya

Mengikat ilmu dengan menulis, karena menulis membuatmu abadi

Aku Dengan Segala Keakuanku

Diperbarui: 2 Oktober 2021   08:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Dalam setiap detak jantung, dalam setiap hembusan nafas, dalam tiap tetesan aliran darah, dalam setiap denyut nadi, dalam setiap ayunan langkah, dalam setiap gerakan jari, dalam setiap gerak badan.

Kaum yang bernama perempuan selalu menjadi sorotan tajam, mata penilai yang setia setiap waktu untuk menggerakkan bibirnya mengungkapkan kebaikan dan keburukan.

Seolah tiada tempat yang layak untuknya, meski pengorbanannya segenap jiwa raga. 

Tiada harap untuk dipuji, tak jua harap tuk dicaci maki, semua bersandar pada takdir yang tak mungkin dipungkiri.

Tak seorangpun berhak mengatai apa yang sudah menjadi ketetapan ilahi, namun kebanyakan mereka tak pernah mengerti. 

Diam ku disalahkan, gerakku pun sama, perlawanan ku adalah pemberontakan, diam ku adalah puncak kemarahan. 

Ketika tak ada lagi yang tersisa kecuali cinta yang terpendam dalam diam, namun begitulah jalan yang harus dilalui, penuh onak dan duri, namun tak apa, beginilah takdir yang memang seharusnya berjalan.

Namun yang pasti, cinta ini tetaplah sama, meski waktu telah mengasah nya dengan tidak sedikit. 

Cinta ini terus berkobar dan membara untukmu yang bernama keluarga.

#021021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline