Lihat ke Halaman Asli

Elsa Valent

Bukankah tulisan begitu menarik?

Kehadiran Kuliner Tionghoa yang Memperkaya Kuliner Indonesia

Diperbarui: 1 Februari 2020   13:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: www.thestar.com


Makanan bukan sekedar kebutuhan pemenuhan perut untuk bertahan hidup. Saat ini makanan bertambah derajatnya menjadi seni, kelas sosial, dan sejarah. Makanan bukan hanya persoalan berawal dari masuk ke perut, kemudian usai, tidak sesederhana itu. Makanan seolah adalah obsesi masyarakat hingga ke level individu. Makanan terikat dengan budaya, geografis, dan sejarah. 

Dalam sejarah kuliner di Indonesia, terdapat pengaruh dari Tionghoa. Kedatangan bangsa Tionghoa pada masa lalu ke Indonesia tidak hanya transaksi dagang, namun juga kebudayaan. Secara tidak langsung kuliner ikut dipresentasikan oleh pedagang asal Tiongkok. 

Salah satu contohnya adalah kecap. Masuknya kecap ke Indonesia adalah peran dari pedagang Tionghoa. Kecap aslinya memiliki rasa asin, namun karena menyesuaikan dengan lidah orang-orang Jawa, maka diberi bahan tambahan berupa gula. Sehingga kita mengenal kecap dengan rasa yang manis saat ini. 

Para pedagang Tionghoa yang dulu datang ke Indonesia menetap berabad-abad di Indonesia, membawa budaya, seni dan kuliner asal Tiongkok ke Bumi Pertiwi. Antara kuliner asli Indonesia dan Tionghoa terjadi pertemuan. Pertemuan tersebut membuat banyak macam paduan rasa tercipta, serta adanya penyesuaian, salah satu adalah kecap seperti yang telah disebutkan di atas. 

Agak sulit untuk menelusuri akar kuliner awal mula. Sepertinya ada banyak kuliner Tionghoa yang lambat laun dianggap sebagai kuliner Indonesia. Selain karena ada penyesuaian bahan dapur, ada juga ekperimen bumbu di dalam sejarah perkembangannya. 

Salah satu jenis kuliner Tionghoa yang kerap kita anggap sebagai kuliner asli Indonesia adalah mie. Popularitas salah satu produk mie instan asli Indonesia secara global membuat banyak yang mengira bahwa mie asal mulanya dari Indonesia. Mie menjadi jejak sejarah kuliner Tionghoa di Indonesia. 

Popularitas salah satu brand mie instan asal Indonesia di dunia menjadi titik sejarah terbaru penandaan jejak jalan kuliner di Indonesia. Tak bisa dielakan bahwa kuliner Tionghoa membawa banyak pengaruh pada kuliner di Indonesia. Awal mulanya mie yang diperkenalkan oleh masyarakat asal Tiongkok yang migrasi ke Indonesia adalah apa yang kita disebut rasa original

Bertemunya mie asal Tiongkok dengan dapur Indonesia membuat banyak inovasi terhadap mie terjadi. Mie ayam, bakmi, bakmi Jawa, dan masih banyak lagi inovasi mie. Mie menjadi makanan yang sangat populer di Indonesia. Mie memiliki tempat yang spesial di lidah dan hati masyarakat Indonesia. 

Tak heran bila kita melihat banyak warung mie yang penuh pengunjung. Setiap daerah memiliki ciri khas dengan olahan mie. Aceh, Belitung, Palembang, Solo, Wonogiri, Jakarta, Singkawang, dan daerah-daerah lainnya memiliki cita rasa yang khas masing-masing. 

Melihat dari perangkat dapur lainnya, kita bisa menemukan pengaruh besar tradisi memasak Tionghoa yang sampai sekarang kita adopsi. Penggunaan wajan, metode masak dengan cara menumis, serta bahan pangan berupa tahu kita pakai sampai saat ini.

 Kehadiran kuliner Tionghoa ini memberi warna bagi kuliner asli Indonesia. Semakin banyak inovasi kelahiran kuliner-kuliner baru Indonesia. Perannya sangat besar dalam menambah variasi rasa pada kuliner Indonesia. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline