Lihat ke Halaman Asli

Dahaga Kemarau

Diperbarui: 20 Oktober 2018   05:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Musim kemarau terus berlanjut diiringi angin berdebu

Kehausan seolah tak pernah usai, walau angin tetap memberi dingin

Daun-daun kering berguguran, seolah rindu kepada sang hujan

Tanah-tanah retak bagai ladang coklat bertebaran

Siapakah musim kemarau itu? dunia mencari dan memandang

Seolah ingin mengerti siapa dalang di balik musim kemarau

Lantas.. musim kemarau adalah aku, diriku yang kekeringan akan ilmu, angin adalah arahku

Daun-daun kering berguguran adalah air mataku

Tanah-tanah retak adalah hatiku yang bertebaran

Lalu.. aku rindu kepada sang hujan, agar disejukkan setelah kemarau panjang, untuk tetap mencari ilmu dalam kedamaian.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline