Lihat ke Halaman Asli

Elok Firdaa

Renungi, jalani, nikmati dan syukuri. manusia bisa mengubah takdirnya jika ia mau untuk berusaha.

Mendongeng, Tak Semudah yang Kau Sangka

Diperbarui: 12 Desember 2020   06:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Widiyanata.com

Kata siapa kreativitas hanya dapat dikembangkan melalui eksperimen, proyek atau musik saja? Kreativitas juga dapat dikembangkan melalui bahasa loh.

"mau materi apa hari ini?" "cerita...., pokoknya cerita" jawab anak-anak ketika fasolatan setiap malam senin itu. Begitulah jawaban yang selalu keluar dari bibir anak-anak ketika ditanya ingin materi apa.

 Bercerita memang menjadi hal yang sangat disukai anak. Mendengarkan, memperhatikan, berfikir, berkhayal, dan berkreativitas melalui setiap kata yang terucap dalam cerita.  

Awalnya, bagiku bercerita merupakan hal yang sangat mudah dilakukan yang diberikan pada anak usia dini. Akan tetapi, hal yang aku anggap mudah menjadi sangat sulit dilakukan jika diberikan pada anak usia dini. kenapa? Hal ini karena imajinasi anak yang terlalu luas tanpa batas. Ketika aku bercerita tentang kisah nabi nuh misalkan. 

Pada cerita tersebut dijelaskan bahwa perahu nabi nuh dapat mengangkut seluruh makhluq hidup yang ada di masa kenabian nabi nuh. Pada saat itu, anak mengimajinasikan tentang besarnya kapal yang dibuat oleh nabi nuh. Kemudian anak bertanya "seberapa besar kapal nabi nuh kak? Apa lebih besar dari Rejosari?" yang saat itu Rejosari adalah dusun tem;pat tinggalku.

Aku yang notabennya memberikan kisah yang aku baca pada buku "kumpulan kisah 25 nabi", dimana pada buku tersebut tidak menjelaskan detail besar kapal yang dibuat oleh nabi Nuh seketika merasa geregetan dengan pertanyaan yang dilontarkan si anak tersebut.

Memang, menurut teman-teman dari pertanyaan yang dilontarkan oleh anak tersebut merupakan pertanyaan yang sepele, dan cukup kasih jawaban iya. Namun, kenyataannya, setiap pertanyaan yang keluar dari bibir anak dan setiap jawaban yang diberikan akan menghasilkan pertanyaan baru. Begitulah imajinasi anak usia dini. keingin tahuan mereka tak terbatas, bahkan melebihi daya piker orang dewasa.

Teman-teman mungkin tidak asing lagi dengan hal "ketika menjelaskan perihal tuhan dan ketika anak bertanya seperti apa bentuk tuhan", guru ataupun orang dewasa yang dilontari pertanyaan tersebut harus sudah memepersiapkan jawabannya. Aku sendiri, sampai sekarang kalau menjelaskan perihal ketuhanan kepada anak usia dini masih belum cukup berani. Kenapa? Ini karena belum cukup mempunyai bekal terkait jawaban luas mengenai ketuhanan.

Kalau orang lain berfikir mengajarkan materi kepada anak usia dini merupakan hal yang mudah. Itu salah. Dari awal, aku memiliki rasa gemes ke anak usia dini. tau gak gemes itu apa? Itu loh kalo ketemu pengen ngremes-ngremes, cubit-cubit, usel-usel. Ah itu pokoknya. Sampe akhirnya aku memilih untuk masuk di perkuliahan jurusan pendidikan anak usia dini dan akhirnya keterima pada jurusan pendidikan islam anak usia dini yang notabenya pembelajaran berasaskan keislaman.

Dari apa yang aku dapatkan sampai saat ini menduduki semester 5. Berkali-kali mencoba mengajar pada anak usia dini. baik di taman kanak-kanak, panti asuhan, maupun tempat pengajian anak ketika di rumah. Ketelatenan dan kesabaran yang aku dapatkan belum seberapa. Menghadapi riuh pikuk anak yang selalu meminta hal-hal yang baru. Meminta imajinasinya diungkapkan, dan meminta seluruh pertanyaan dijawab dengan sempurna.

Hal tersebut bukanlah hal yang mudah. Jadi, kalau teman-teman bilang "ah, cuman juruan anak usia dini aja mah gampang" merupakan pernyataan yang sangat salah besar banget. Hehehee

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline