Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Musim Kemarau Datang, Tanah Tandus dan Gersang

Diperbarui: 15 Mei 2023   09:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Musim kemarau datang, tanah tandus dan gersang. Kebahagiaan warga kini sirna berganti resah. Sumber air menyusut, menunggu hujan turun. Tapi harapan untuk itu semakin berkurang.

Burung-burung mengepakkan sayap mereka. Rumput-rumput kering dan langit putih cerah. Pemandangan yang indah kini terlihat membosankan. Dan angin gurun bertiup kencang tanpa henti-henti.

Kita mencari penyembuhan, tetapi tak diraih. Kita menunggu tetapi air tidak mengalir. Dan kita merenung dalam keputusasaan. Memohon hujan datang dalam doa-doa kami.

Namun meski segalanya tampak hancur. Ada harapan dalam kegelapan ini. Harapan akan air yang selalu datang. Ketika hujan turun dari langit.

Dan ketika hujan turun, tanah akan berganti. Dari yang kering menjadi terisi kembali. Burung-burung akan menyanyi sekali lagi. Dan kita akan berterima kasih atas air segar yang turun.

Musim kemarau datang, tanah tandus dan gersang. Namun kita juga tahu bahwa setiap musim akan berlalu. Dan ketika itu terjadi, tanpa disadari kita akan bersyukur. Karena air telah kembali untuk menyelamatkan kita.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline