Lihat ke Halaman Asli

Elly Suryani

TERVERIFIKASI

Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

3 Hal Kenapa Minat Baca Indonesia Rendah, padahal Buku Bajakan Tinggi

Diperbarui: 3 Juni 2021   08:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minat baca anak. (Sahabat Keluarga Kemendikbud/Fuji Rachman)

Banyak yang kaget dengan pernyataan bahwa Indeks budaya baca bangsa kita masih rendah dan kalah bersaing dengan bangsa lain? Saya gak, ehm. Teman saya bilang kok rendah? Padahal membaca itu bukan hal yang aneh.

Kita semua rajin membaca, katanya. Entah membaca status sosmed, membaca fenomena alam, membaca buku beneran di pangkuan tangan, membaca artikel di Google, dan lain sebagainya. 

Kang Maman bahkan sengaja memancing dengan mengeluarkan gambar di twitter, bertuliskan... katanya budaya baca kita rendah, kok pembajakan buku banyak terjadi? He. Pancingan yang menohok.

Beda Minat Baca dan Budaya Baca

Sebelumnya, mari kita bedakan dulu antara minat baca dan budaya baca. Minat baca lebih mengacu pada seberapa besar keinginan individu dalam masyarakat untuk membaca. Sedangkan budaya baca lebih menggambarkan situasi kegemaran membaca telah terjadi di mana-mana dan menjadi gaya hidup masyarakat di sebuah bangsa. 

Sumber Foto: IDN Times

Jika minat baca/kegemaran membaca sudah tinggi, kebiasaan baca sudah tinggi, fasilitas ketersediaan buku juga tinggi, maka biasanya budaya baca juga akan tinggi. Ini juga hubungan sebab-akibat. Bisa jadi jika seseorang tumbuh di lingkungan yang budaya membacanya sudah tinggi, maka minat bacanya juga akan tinggi.

Mari bedakan lagi antara Indeks Literasi dan Indeks Budaya Literasi baca (saya sederhanakan sebagai Indeks Budaya Baca saja). Dua hal tersebut dekat tapi berbeda. 

Jika Indeks Literasi Budaya Baca lebih menggambarkan bagaimana kegemaran membaca masyarakat sudah membudaya yang dipengaruhi minat baca, ketersediaan bahan bacaan, maka Indeks literasi lebih luas lagi.

Indeks literasi lebih kepada kemampuan mengidentifikasi, memahami, mencipta yang diperoleh dari kegiatan membaca kemudian ditransformasikan pada kegiatan produktif. Sederhananya bagi saya Indeks literasi menggambarkan "keintelektualan" sebuah bangsa. Ini menurut saya.

Data dari Central Connecticut State Univesity per Maret 2016 yang lalu, menyatakan bahwa Indonesia menempati posisi ke-60 dari 61 negara terkait minat baca, wow. Posisi Indonesia di bawah Thailand dan posisi terakhir adalah Bostwana. 

Tahun 2017 katanya UNESCO mengeluarkan hasil pengkajiannya, terkait minat baca. Hasilnya, minat baca masyarakat Indonesia rendah. Hanya 0,001 persen. Artinya dari 1.000 orang, hanya 1 orang yang rajin membaca. Sisanya malas membaca semua, makjleb.

Angka Budaya Literasi Baca Indonesia dan Hal-hal yang Memengaruhi

Berdasarkan Lampiran Peraturan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Perpustakaan Nasional Tahun 2020-2024, ada disebut Indeks Budaya Literasi Baca hasil pengukuran BPS.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline