Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Cerpen: Lelaki Lain

Diperbarui: 12 Juli 2020   22:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber:pixabay,com


Tapi, ketika cinta itu mati, kamu tidak perlu ikut mati bersamanya.

Petikan puisi Kahlil Gibran, sang maestro kata-kata itu, membuat hati Aruni semakin mengeras. Bagai bongkahan batu.

Tapi sikap dingin Aruni tidak serta merta membuat Rizal menyerah. Ia yakin bisa meluluhkan hati perempuan itu. Apalagi sekarang Aruni sudah resmi menjadi miliknya yang sah.

"Kuperingatkan kepadamu.  Sekali lagi. Kita menikah bukan karena cinta," Aruni berkata seraya membuang pandang ke luar jendela.

"Yap, aku tahu," Rizal menyahut sembari tersenyum.

"Jadi---seperti kesepakatan semula, kita tidur di kamar berlainan." Kembali Aruni menekankan.

"Oke, siap!" Rizal mengepalkan tangan kanannya tanda setuju.

Maka malam pertama berakhir sunyi. Rembulan di langit pun diam-diam merengut menyembunyikan diri.

***
Mengapa harus ada cinta? Jika pada akhirnya banyak hati yang terluka.

Aruni meremas secarik kertas di tangannya hingga membentuk bulatan kecil. Lalu dilemparkannya bulatan itu ke dalam tempat sampah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline