Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Hari Ibu, Bukan Sekadar Perayaan Tanpa Makna

Diperbarui: 22 Desember 2019   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: www.mediaindonesia.com

Di setiap peringatan Hari Ibu, bisa jadi orang yang paling berbahagia itu adalah saya. Betapa tidak, secara kebetulan saya lahir tepat di tanggal istimewa ini, 22 Desember. Kebetulan itu menjadikan saya menerima ucapan dobel dari orang-orang terkasih dan terdekat saya---ucapan Selamat Hari Ibu dan ucapan Selamat Ulang Tahun. 

Terlepas dari keberuntungan lahir di hari istimewa tersebut, saya tergelitik ingin menyimak sedikit hal ihwal peringatan Hari Ibu secara empiris yang tercatat di dalam sejarah. 

Mengutip dari Wikipedia, bahwasanya peringatan Hari Ibu Nasional pertama kali dicanangkan oleh Presiden RI Ir.Soekarno pada Ultah ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928 bertempat di Gedung Dalem Jayadipuran-Yogjakarta tahun 1959. 

Keputusan tersebut ditetapkan sebagai bentuk apresiasi terhadap semangat perempuan Indonesia dalam meningkatkan kesadaran bernegara dan berbangsa. Semangat yang tentu saja terinspirasi oleh perjuangan para pahlawan perempuan seperti RA Kartini, Martha Tiahahu, Cut Nya Dien Nyai Ahmad Dahlan dan kawan-kawan.

Bukan Sekadar Momen Perayaan Tanpa Makna

Usai menyimak sejarah ditetapkannya Hari Ibu Nasional, saya merenung dan tercenung. Selama ini telah terjadi pergeseran makna di dalam benak saya, bahwasanya Hari Ibu adalah hari di mana seorang perempuan wajib mendapatkan perlakuan istimewa, dimanjakan bahkan dibebaskan dari tugas rutin sehari-hari sebagai ibu rumah tangga. 

Sedang menurut sejarah tidaklah demikian. Perayaan Hari Ibu dimaksudkan lebih kepada memberikan ruang gerak serta dorongan semangat terhadap kaum perempuan untuk terus berjuang, mengeksplorasi diri dan menginspirasi bagi sesama. 

Bicara tentang makna Hari Ibu, apakah saya sudah memberikan kontribusi berarti bagi kehidupan sekitar selaku perempuan Indonesia? Saya kira belum. 

Saya masih jauh ketinggalan dibandingkan dengan perempuan-perempuan hebat di Indonesia. Saya belum memberikan sumbangsih yang berarti bagi negeri tercinta ini. Yang saya ingat, saya cenderung banyak menuntut, banyak mengeluh, tapi belum banyak memberi. Kiranya ini akan menjadi catatan kecil bagi saya untuk introspeksi di jelang usia yang telah menginjak setengah abad ini.

Selamat Hari Ibu kepada seluruh Ibu di Indonesia. Tetap semangat berjuang dan menginspirasi. Dan tetap menjadi perempuan Indonesia yang bahagia. 

***

Malang, 22 Desember 2017

Lilik Fatimah Azzahra




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline