Lihat ke Halaman Asli

Kawin Kontrak

Diperbarui: 10 November 2019   12:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : pixabay

ANDINI tampak sedang bermuram durja di teras rumah kontrakannya yang sangat sederhana. Tatapannya kosong mengarah ke halaman yang hanya dipenuhi kegelapan. Maklum, waktu sudah mendekati jam 10 malam.

Entah apa yang sedang dipikirkan gadis berparas cantik dengan tubuh tinggi semampai ini. Perlahan, bulir-bulir bening keluar deras dari kedua sudut matanya yang bulat, lalu mengalir membasahi pipinya yang putih mulus.

"Hey, kenapa engkau menangis?" Suara tanya yang datang dari balik pintu mengagetkan Andini.

"Eh, kamu Ros. Tidak apa-apa, aku hanya sedikit kurang enak badan saja," Jawab Andini, pada Rosa teman satu kontrakannya.

"Janganlah kau berbohong padaku..!Kita ini berteman sudah hampir tiga tahun lebih. Jadi aku tahu, kalau kau menyembunyikan sesuatu dariku. Ceritalah, ada apa!?" Tanya Rosa, sedikit mendesak Andini.

Didesak seperti itu, Andini hanya tersenyum pahit. Lalu mengusap air matanya dengan punggung tangan kanannya.

"Ayo. Ceritalah padaku..! Siapa tahu aku bisa bantu," desak Rosa, sambil memegang bahu kiri Andini.

"Aku lagi bingung. Ayahku di kampung sakit jantung parah. Perlu biaya ratusan juta untuk mengobatinya. Darimana uang sebesar itu bisa kudapatkan, dengan hanya jadi karyawan perusahaan kaya kita," terang Andini.

Mendengar curhat temannya, Rosa hanya bisa tertegun. Pikirannya juga bingung. Dana sebesar itu tak mungkin didapat, hanya dengan mengandalkan dari buruh pabrik. Kebetulan, selain satu kontrakan, Rosa dan Andini juga satu perusahaan. Jadi faham betul kemampuan keuangan temannya itu.

"Apa di kampung tidak ada barang atau apalah yang bisa dijual?" Tanya Rosa.
Andini hanya menggelengkan kepala, mendengar pertanyaan Rosa.

"Seluruh harta ayahku sudah habis dijual untuk biaya hidup dan pengobatan Sekarang, harta satu-satunya hanyalah rumah yang ditinggali. Itupun kalau dijual tak akan cukup untuk membiaya pengobatan," Jawab Andini, lirih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline