Lihat ke Halaman Asli

eksa

Universitas Pembangunan Jaya

Kunci Manajemen Stres dan Kesehatan Mental yang Efektif menurut Filsafat Stoik

Diperbarui: 7 April 2024   22:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Sutterstock

Hidup itu panjang, jika kamu tahu bagaimana menggunakannya -Seneca

Di tengah padatnya kehidupan modern yang sangat cepat, stres dan kecemasan menjadi hantu yang sangat ditakuti oleh banyak orang. Saat ini mencari ketenangan dan keseimbangan mental bagaikan mencari jarum dalam jerami, apalagi kita tinggal didaerah urban. Di sinilah filosofi Stoikisme menawarkan sebuah solusi yang menjanjikan.

Apa itu Stoikisme?

Dalam buku filosofi teras, Stoikisme  merupakan aliran filsafat kuno Yunani-Romawi yang lumayan menonjol, aliran tersebut telah mengukir jejaknya selama lebih dari dua ribu tahun. 

Di era kejayaannya, filsafat ini hidup berdampingan dengan aliran-aliran lain seperti Epicureanisme, Cynicism, Skepticism, dan Neoplatonism. Bahkan, keberadaannya terasa sebelum agama-agama besar seperti Kristen dan Islam muncul ke permukaan. 

Stoikisme  lahir di tanah Yunani, lalu mengalir ke Romawi, memengaruhi pikiran dan budaya mereka secara mendalam. Namun, kejayaan Stoikisme  mulai meredup ketika Kekaisaran Romawi resmi mengadopsi agama Kristen.

Di balik kemunculannya yang monumental, filsafat Stoik menjadi tempat berteduh bagi banyak tokoh berpengaruh. Salah satunya Epictetus, seorang yang dulunya adalah seorang budak, melalui pemikirannya membimbing orang untuk menemukan kebijaksanaan dalam keterbatasan. 

Lalu Seneca, seorang politisi pada masa Kaisar Nero, menghasilkan karya-karya yang menginspirasi hingga zaman modern. Bahkan Kaisar Marcus Aurelius, yang dikenal sebagai sosok yang penuh kebaikan hati, juga dikenal sebagai penulis buku "Meditations" yang mendalam. 

Tak hanya itu, kisah-kisah tentang pemikiran Stoik juga meresap dalam jiwa tokoh-tokoh seperti Nelson Mandela, yang katanya merenungi ajaran-ajaran Stoik selama lebih dari dua dekade di balik jeruji penjara, menjadikannya bebas dari belenggu dendam terhadap penindasnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline