Lihat ke Halaman Asli

Eko Nurwahyudin

Pembelajar hidup

Telur-Telur di Suatu Kolam

Diperbarui: 12 September 2021   11:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Pribadi

Telur-Telur Di Suatu Kolam

Suatu hari Sultan Aaron memanggil sepuluh menterinya. Ketika mereka telah berkumpul, ia berujar "Aku ingin menyaksikan betapa cerdasnya Abu Nawas."

"Apa yang musti kita lakukan, Baginda?" tanya salah seorang mereka.

"Ada sebuah kolam di taman istana. Aku akan taruh sepuluh telur di kolam itu. Aku akan perintahkan kalian bersepuluh dan Abu Nawas menyelam ke dalam kolam tersebut dan mengambil telur-telur itu untukku, satu telur untuk kalian masing-masing. Dengan begitu, orang terakhir yang menyelam ke dalam tidak akan menemukan telur. Orang terakhir haruslah Si Abu Nawas. Aku akan tahu bagaimana ia akan mengatasi masalahnya," jelas Sang Sultan.

Kemudian Sang Sultan memanggil Abu Nawas ke istana. Ketika si manusia cerdik itu tiba, Sultan Aaron berkata, "Kalian bersebelas adalah laki-laki yang paling saya cintai. Sejauh ini saya lihat bahwa kalian mencintaiku. Turunlah ke dalam kolam di taman istana. Masing-masing kalian harus menemukan sebuah telur di dalam kolam itu untuk ku. Telur-telur itu akan menjadi suatu tanda cintamu padaku. Kalau kalian gagal menemukan sebuah telur untukku, itu artinya kalian tak mencintaiku."

Abu Nawas bertanya-tanya dalam hati tentang maksud Sang Sultan di balik titahnya. Ia mengawasi para menteri satu per satu. Mereka tidak kelihatan terkejut tidak juga bingung.

Tak lama kemudian salah satu menteri menyelam ke dalam kolam. Dalam beberapa detik, ia muncul kembali dengan sebuah telur di tangan kanannya. Ia mentas dan memberikan telur itu dengan penuh hormat. Sang Sultan kelihatan senang. Kemudian menteri lainnya ambil giliran melakukan hal yang sama seperti yang pertama. Abu Nawas mendapat giliran terakhir. Ia berpikir bahwa ada banyak telur di dasar kolam. Sekonyong-konyong ia nyemplung kedalamnya.

Setelah beberapa jenak menyelam dan mencari telur tersebut di kolam, Abu Nawas menjengul dari kolam. Ia melihat semua menteri telah meletakkan telur-telur mereka di atas meja di hadapan Sang Sultan. Abu Nawas menyelam lagi ke dalam kolam. Ia masih yakin kalau di dalam kolam sana terdapat banyak telur. Ia mencari di dasar kolam. Sayangnya, ia tidak mendapatkan telur tersebut. Akhirnya ia berpikir bahwa Sang Sultan tengah mengerjainya. Tiba-tiba ia tersenyum dan matanya mengedip mendapatkan sebuah ide cemerlang.

Ia mentas dari kolam. Sekonyong-konyong ia menimbuk pahanya sendiri dan berkokok, "kuk-ku-ru -yuk, kuk-ku-ru-yuk!"

Sang Sultan dan para menteri menertawai apa yang baru saja ia perbuat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline