Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Aku Bahagia tapi Bohong

Diperbarui: 1 November 2021   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku bahagia tapi bohong/dokpri

Tas mungil, berisi dua merah. Diecast mobil para sultan. Yang lain dinaiki, ini diwadahi tas. Sampai kapan pura pura. Aku bahagia tapi bohong.

Potret simple hidup. Hall of Fame palsu. Yang lain bersama dalam bahagia. Aku bersama dalam sengsara. Cerita tak menarik, tentang gagal, patah hati dan enigma hidup para tercampakan. Tak diakui. Diragukan. Dicurigai. 

Kujujur, tapi tak dipercaya. Aku ini korban, yang dituduh dalang. Terkutuklah para bangsat. Tertawalah ngakak diatas tipu dayamu. Engkau mulia diatas singhasana para iblis.

Dua merah ini mimpiku. Tak ada yang tak mungkin. Dunia masih ada keajaiban. Nasib baik. Takdir perubahan. Tapi kapan Tuhan. Karena aku sudah lelah mengeluh. Kutaruh saja beban ini, lalu pura pura bahagia.

Siapa tahu, aku lupa ini pura pura. Dan jadilah bahagia. Tapi kapan aku bisa menjemputmu. Keliling kota. Ke cafe romantis. Berdua nikmati malam. Berbagi cerita indah. Yang kita lalui bersama.

Mengandeng tanganmu. Tak mau lepas. Saling pandang dalam senyum syahdu. Kau bersandar dibahuku. Nikmati temaram lampu. Diiringi musik lembut. Menikmati seduhan kopi, menggunggah gairah. Cinta ini, milik kita selamanya.

Kapankah ini terwujud. Karena kalimat ini hanya contoh. Betapa bahagia jika itu terjadi. Karena kekasihku juga virtual. Kekasih bayangan. Yang ada dalam tabir tabir imaji. Celaka, karena aku masuk dalam kegilaan tanpamu. 

Dua merahku tetaplah kecil. Mungil. Menghibur senyum kecut. Menjaga imaji agar hidup. Menipu diri. Seolah aku bahagia tapi bohong.

Hall of Fame palsu. Sengsara tanpa membawa nikmat. Panji Panji ini, simbol palsu. Hanya dunia pura pura. Kapan bahagianya. Karena aku ditertawakan langit bumi. Tergila gila dalam cinta tanpa memiliki. Tanpa ada dirimu. Tanpa hadirmu. Setia pada kehampaan.

Bawalah aku pergi kasihku. Jemputlah segera. Dibiarkan, aku akan gila. Kau akan malu melihatku jadi sinting. Senyum sendiri. Tertawa sendiri. Karena aku bahagia, tapi palsu.

Malang, 1 November 2021

Oleh Eko Irawan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline