Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Bisa Menarik, Ternyata Karena Tahu Sejarahnya

Diperbarui: 1 Februari 2019   10:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri-koleksi musium reenactor

Foto di atas adalah salah satu koleksi dari Musium Reenactor Ngalam, di daerah Kelurahan Sumbersari Kota Malang Jawa timur. Jujur, belum ada seorangpun yang tertarik untuk foto dan memviralkan fotonya di lokasi ini. Kok Koleksi, Ke Musium saja belum tentu tertarik.

Musium sebagai wadah aktualisasi dari pengetahuan sejarah seharusnya ramai dikunjungi, karena dengan sejarah sebuah bangsa akan memiliki kebanggaan identitas. Dan nasionalisme bisa tumbuh dari pemahaman wawasan akan identitas bangsanya. Bagaimana bisa bangga pada bangsanya, jika sejarahnya saja tidak tahu. Malah lebih paham tokoh dalam game mobile legend, ketimbang para pahlawan bangsa yang dengan nyata berkorban jiwa untuk kemerdekaan yang kamu nikmati sekarang.

Ketertarikan dan minat belajar sejarah memang dirasa sangat kurang. Belum ada antusias dari masyarakat terutama generasi muda untuk mau ke musium dan merasa perlu belajar sejarah bangsanya. Paradigma seperti ini perlu kiranya dikaji lebih dalam oleh yang berwenang dan tulisan ini semoga menginspirasi agar kedepan sejarah tidak hanya sekedar pengetahuan prasyarat dapat nilai di bangku sekolah, namun sejarah menjadi wawasan untuk menumbuhkan nasionalisme.

Tidak tertarik karena tidak tahu

Orang yang tertarik akan sesuatu, biasanya tahu riwayat dari sesuatu yang membuatnya tertarik. Kepekaan pada lingkungan sekitar adalah sebab kenapa banyak orang cuek dan tidak peduli dengan sekitarnya. Mereka bersikap demikian, karena tidak ada minat untuk lebih jauh mengamati lingkup disekitarnya.

Ketidakpedulian ini karena mereka tidak tahu menahu apa saja yang ada disekitarnya itu. Lihatlah mural abstrak coretan anak anak jalanan yang dengan seenaknya sendiri mencat bangunan heritage di kotanya. Mereka jelas sangat buta sejarah dan menganggap gedung tua itu sebagai tidak ada faedahnya.

Perhatikan juga sekitar monumen di kotamu? Jika terawat, wajib disyukuri, karena masih ada yang peduli. Kebanyakan monumen ini tidak terawat, kotor dan ada beberapa monumen yang dengan sengaja dihilangkan. bahkan Banyak batu bata kuno peninggalan kerajaan Nusantara yang dengan disengaja dihilangkan.

Ketidakpedulian dan rendahnya wawasan sejarah membuat benda dan bangunan heritage yang pada akhirnya hilang tanpa bekas. Hal demikian ini terjadi karena faktor tidak tahu. 

Ketidaktahuan itulah penyebab musium, monumen, candi, gedung heritage ex kolonial dan bangunan cagar budaya, termasuk minat belajar sejarah suatu wilayah akhirnya tidak diminati oleh orang orang yang setiap hari ada disekitarnya. Hilangnya sejarah nlokal dengan situs peninggalannya karena masyarakat yang tinggal disana sudah tidak peduli.

Bagaimana mereka mau peduli dan mau melestarikannya jika mereka sendiri tidak punya pengetahuan apapun, sehingga cagar budaya akhirnya dianggap ngrusuhi, tiada faedah dan celakanya dijual ke kolektor jika ada nilai jualnya.

ini sama halnya punya identitas diri bernama KTP. Sejarah adalah identitas bangsa, seperti fungsi KTP. Masak karena tidak tahu, terus menjual identitas bangsanya dengan harga murah? Bangsa di luar sana sangat takjub dengan karya indah bangsa ini, tapi kenapa yang punya tidak peduli.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline