Lihat ke Halaman Asli

Eka Budiarti

Jurnalistik'17

New Normal Bukan Berarti Hidup Sudah Normal

Diperbarui: 11 Juli 2020   23:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Jakarta -- Seluruh warga Indonesia sudah berjuang untuk memutus tali penyebaran Covid-19 mulai dari kebijakan yang sudah diumumkan oleh pemerintah sampai dengan lockdown mandiri yang dilakukan oleh masyarakat. Melihat kasus terkonfimasi virus Covid-19 yang kian tak menurun pemerintah membuat skenario baru yaitu dengan istilah New Normal atau tantanan hidup baru pemerintah menyebutkan dengan istilah New Normal ini masyakarat dapat hidup berdampingan dengan virus Covid-19.

Pada dasarnya proses New Normal ini diberlakukan atau dilonggarkan kepada publik agar dapat beradaptasi dan beraktivitas dengan tetap menjalankan segala hal sesuai dengan protokol kesehatan. Pro dan kontra terjadi dalam pemberlakuan New Normal ini.

Dilansir dari artikel "Yurianto: New Normal Bukan Dimaknai Kondisi Sudah Normal" yang dapat diakses di Kompas.com; Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto meminta masyarakat memahami bahwa tatanan normal baru atau new normal tidak bisa dimaknai kondisi sudah kembali normal. Yurianto mengatakan, new normal harus dipahami bahwa kebiasaan terdahulu harus diubah selama pandemi Covid-19 dan menyesuaikan dengan protokol kesehatan Covid-19.

"Kemudian dalam istilah yang sering digunakan new normal. Ini bukan dimaknai sudah normal kembali," kata Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (2/7/2020). "Dalam artian new normal adalah kita mengubah kebiasaan yang terdahulu yang kita anggap normal. Karena saat itu, ancaman Covid-19 belum ada," ujar dia. Dengan dicatatnya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 terus bertambah, kekhawatiran atas New Normal yang disalah gunakan ini menyebabkan kasus akan terus melonjak.

Disisi lain relawan non medis mengambil peran yang penting dalam fase New Normal. Para relawan non medis yang terus berjuang untuk membantu medis, perekonomian masyarakat terdampak dan mengedukasi untuk terus mempertahankan kesehatan serta memiliki pola hidup yang bersih dan sehat.

Dilansir dari artikel "New Normal, Ini Dua Fokus Utama Relawan Non Medis" yang dapat diakses melalui Republika.com; Koordinator Relawan Bidang Pendukung Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Yulius Setiarto terangkan, relawan non medis mengambil peran yang penting dalam fase normal baru ini. Menurutnya, ada dua hal yang menjadi fokus.

  • Relawan non media fokus kepada bagaimana mendorong masyarakat untuk memiliki ketahanan kesehatan
  • Mendorong masyarakat untuk memiliki ketahan sosial ekonomi.

Seluruh tim non medis terus bekerja sama untuk membuat system respon darurat yaitu dengan terus berkoneksi dengan pemerintah pusat. Tim non medis membantu dengan seluruh tenaga yang dimilikinya mulai dari membantu bagaimana mendata seluruh warga mulai dari menengah kebawah sampai keatas.

Nyatanya memang bukan hanya masyarakat saja yang memiliki kesulitan dalam menghadapi virus Covd-19. Namun, nyatanya seluruh warga di dunia berjuang bersama-sama untuk menghapus dan menemukan vaksin untuk virus Covid-19. Selalu ikuti protokol kesehatan agar dapat terhindar dari pandemic ini.

SOURCE :

nasional.kompas.com

republika.co.id




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline