Suasana Selasa Wage seperti yang saya tuliskan terdahulu, tentang malam hari di Malioboro memang berbeda dari hari biasa.
Kali ini saya akan sedikit berceritera tentang Selasa Wage di pagi hari sekitar jam tujuh pagi.Semua kendaraan bermotor dilarang lewat,kecuali bus Trans Jogja.
Jalan di utara hotel Inna Malioboro ditutup,dan dijaga petugas yang membukakan pembatas,saat Trans Jogja yang melewati Malioboro yaitu jalur 1A,Jalur 2A ,Jalur 3A dan Jalur 8 ,yang diperbolehkan masuk ke area jalan tersebut.
Pagi hari becak dan andong juga dilarang ngetem atau berhenti di tempat biasanya,karena para PKL yang membentuk Paguyuban Pedagang Malioboro,kerja bakti massal. Beberapa Water tank menyirami jalanan dan trotoar dan disapu hingga bersih.
Iringan musik di beberapa tempat terdengar lagu-lagu dangdut penyemangat, dari speaker dan memakai kaos seragam yang terdiri dari beberapa kelompok.
Sayap-sayap jalan Malioboro,seperti jalan Suryatmajan,Pabringan,Perwakilan juga ditutup dan dijaga petugas yang melarang kendaraan bermotor masuk kesana.
Beberapa padagang kakilima terlihat menyapu ,yang lainnya menyemprot trotoar dengan air dari tanki air ,hingga seluruhnya basah dan trotoar mengkilap serta bau seperti kencing kuda dan sampah dan genangan air,jelas sudah tidak ada lagi.Sementara itu pertokoan akan buka pada jam sepuluh pagi.
Nampak begitu guyup dan rukun dan ada dari mulai selatan rel kereta api Stasiun Tugu hingga pertigaan Ngejaman.
Malamnya para pedagang kakilima libur berjualan dan beberapa ada aktifitas di panggung seperti Selasa Wage sejak dicanangkan,adanya panggung-panggung hiburan di sepanjang jalan.