Lihat ke Halaman Asli

Efa Butar butar

TERVERIFIKASI

Content Writer

Tas Branded, Lebih dari Sekadar Bicara Fashion dan Style

Diperbarui: 19 April 2024   15:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

LV Spring Collection 2024 | Foto: id.louisvuitton.com

Bicara soal belanja, biasanya identik dengan perempuan dewasa, sedikit keributan ditambah secuil penyesalan setelahnya.

Berdasarkan pengalaman orang-orang terdekat, belanja, terutama bila produk yang dibelanjakan adalah produk branded yang harganya selangit, kerap memicu perdebatan dalam rumah tangga. Apalagi jika tidak disertai dengan diskusi sebelumnya.

Sebetulnya, luxury brand atau barang branded itu, penting ga sih?

Ngapain lah itu beli barang-barang mahal, orang yang murah juga bentukannya sama kok. Fungsinya juga sama.

Pertanyaan ini kan yang biasanya dihadapi kalau beli barang mewah untuk diri sendiri?

Kita harus tarik balik lagi ke peribahasa lama yang sebetulnya masih relevan hingga kini. Ana rega ana rupa kalau kata orang Jawa. Ada harga ada rupa.

Kualitas benda dengan harga yang tinggi biasanya jauh lebih baik. Pada akhirnya, kita akan bicara soal ketahanan dan jangka waktu pemakaian yang lebih panjang.

Selain lebih hemat, nyaman digunakan, tetap tampil mewah, stylish, kontribusi penekanan sampah karena masa pakai yang lebih rendah juga bisa lebih ditekan.

Belakangan, paradigma luxury brand dibagi dua. Dulu dan sekarang.

Jika dulu kepemilikan benda mahal untuk "menguatkan" status, sekarang lebih ke ekspresi diri, termasuk salah satunya self reward. Dulu hanya sebatas properti, kini berubah peran jadi aset investasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline