Lihat ke Halaman Asli

Edy Supriatna Syafei

TERVERIFIKASI

Penulis

Pengelolaan Dana Baitul Asyi Aceh Terusik?

Diperbarui: 12 Maret 2018   18:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua hotel di Mekkah yang merupakan kerja sama investor Arab Saudi dan Baitul Asyi. Foto: www.jeumpanews.com

Bagi warga Indonesia yang pernah menunaikan ibadah haji sebagian sudah tahu, atau mendengar, bahwa anggota jemaah haji asal provinsi Aceh setiap musim haji mendapat dana Baitul Asyi di Makkah. 

Apa itu Baitul Asyi ?

Yaitu dana keuntungan dari pemondokan yang dinvestasikan oleh seorang ulama asal Aceh, Habib Buga. Riwayat Baitul Asyi cukup panjang. Pendek cerita, sekitar 200 tahun silam, tanah Habib Buga dekat Masjidil Haram, Mekkah, digusur dan mendapat ganti untung.

Uang ganti keuntungan sebagai akibat perluasan Masjidil Haram tersebut kemudian diinvestasikan dalam bentuk hotel atau pemondokan. Keuntungannya terus berkembang dan sebagian dari keuntungan tersebut, sesuai wasiat Habib Buga, diwakafkan kepada warga Aceh.

Sebagian dana ganti untung itu selain diinvestasikan untuk pondokan atau hotel juga sebagian lagi dimasukkan ke Bank Al Raji, bank milik pemerintah setempat. Untuk hal ini, pemerintah Arab Saudi telah melegalkan lembaga tersebut. 

Jadi, tak heran jika seluruh jemaah Aceh yang lewat embarkasi Aceh, mendapat dana wakaf sebesar 1.200 real per kepala pada musim haji lalu. Bisa jadi, tiap tahun terus bertambah.

Dana yang diterima jemaah haji asal Aceh sangat membantu ketika mereka berada di tanah suci itu. Utamanya untuk biaya hidup (living cost) selama melaksanakan ibadah.

Jika jumlah anggota Jemaah haji Aceh 4900 orang, tentu sungguh besar dana yang dikeluarkan melalui Baitul Asyi. Dewasa ini, lembaga yang mengurus Baitul Asyi diurus oleh warga Aceh yang masih memiliki garis keturunan dengan Habib Buga.

Harus diakui bahwa calon Jemaah haji asal Aceh dari tahun ke tahun selalu mendapat perlakukan istimewa oleh seluruh para pemangku kepentingan dari daerah ini. Hal ini disebabkan para pejabat setempat sadar bahwa mereka itu adalah para tamu Allah.

Jadi, sudah semestinya Jemaah mendapat pelayanan istimewa. Wujud nyata dari perlakuan itu terlihat ketika anggota jemaah haji mendapat kemudahan dalam transportasi pemberangkatan, mulai dari daerah asal, kabupaten dan kota terjauh  seluruh Jemaah dapat dilayani hingga tiba di asrama haji dan embarkasi Bandara Sultan Iskandar Muda Aceh. 

Penyelenggaraan haji merupakan tugas nasional. Bagi masyarakat Aceh hal itu dijadikan momen penting untuk meningkatkan kesalehan sosial yang diwujudkan memberikan bantuan secara maksimal

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline