Lihat ke Halaman Asli

I Ketut Suweca

TERVERIFIKASI

Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Menebak Masa Depan Buku Cetak

Diperbarui: 4 Oktober 2021   19:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku cetak dan masa depannya yang suram?(Sumber:roomclip.jp).

Kalau, misalkan Anda bertanya tentang buku mana yang saya suka, cetak atau e-book?

Dengan pasti akan saya jawab: buku cetak.

Akan tetapi, kalau Anda bertanya kepada generasi milenial, buku apa yang mereka paling suka baca, kemungkinan besar jawabannya adalah e-book. Atau, sumber pengetahuan yang diambil dari internet.

Beda Selera

Berbeda generasi, berbeda selera. Kalau saya diminta membaca buku e-book, saya akan cepat menyerah. Mata akan sakit walaupn baru membaca tiga halaman.

Sedangkan, kalau buku cetak (printed), saya pasti suka. Mengapa? Karena, menurut saya, menyenangkan untuk dibaca, tidak cepat melelahkan mata.

Lebih jauh, buku cetak memberikan sensasi tersendiri: memegangnya dan menikmati bau yang khas yang sangat saya suka terutama pada buku-buku baru.

Akan tetapi, ketertarikan generasi muda masa kini untuk membeli buku cetak tampaknya sudah jauh menurun. Kalau pun mau menambah pengetahuan, banyak di antara mereka yang memanfaatkan sumber dari media internet.

Di situ banyak tersedia buku dan jurnal yang bisa di-download dengan sangat mudah tanpa mesti membelinya sebagaimana kita membeli buku cetak. Lebih praktis dan lebih murah.

Kekurangan pada Buku cetak

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline