Lihat ke Halaman Asli

Ecik Wijaya

Seperti sehelai daun yang memilih rebah dengan rela

Tiba-tiba Dada Terasa Lebih Mati Lagi, Sendiri

Diperbarui: 19 Desember 2021   10:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sudah beribu jam dadaku mengandung perih
kantong-kantong airmata yang sarat tumpah
meski terus menganak sungai dipipi
tetap saja muaranya adalah ketakberdayaan diri

sudah beribu jam dadaku semacam dihimpit batu
getar-getar dukacita yang terus saja bertambah besar
kuasaku hanya selarik doa setiap dadaku tertimpa kabar
sekali lagi, muaranya adalah ketakberdayaanku sendiri

sudah beribu jam hatiku mencari-cari
dimana letak kekejaman itu tersemat
dimana letak kasih itu bersemayam
tapi tak kutemu pada wajah yang kejam, pada tangan yang beringas, pada hati yang tak lagi manusia

sudah beribu jam terhitung,berulang
aku berputar sendiri tanpa bisa menautkan tangan apalagi hati
untuk sama menjadi penyaksi yang mengutuk hilangnya kemanusiaan
hanya rutukan dan doa yang terus menggema didadaku seorang 

Tiba-tiba  dada terasa lebih mati lagi, sendiri

#stop kekerasan pada perempuan dan anak




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline