Lihat ke Halaman Asli

Siluet Merenda, Kegelapan Nyata Menjelma

Diperbarui: 5 Januari 2023   03:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar Ilustrasi: pngdownload.id

Sadarkah di antara kita bila Tuhan Semesta Alam sejak semula telah ajarkan kepada manusia
Tentang budaya kebaikan bernilaikan prinsip keseimbangan di seluruh aspek semesta kehidupan?
Bergulir dalam batas ruang dan waktu, seiring dalam putaran waktu merangkai kejadian berulang-ulang
Dan, suatu ketika akan nampak sebagai ketetapan, teratur, lalu berdaur

Ataukah ada yang merasa bila segalanya tercipta dan menjelma dengan sendirinya?
Sehingga menghantarkan manusia menghamba pada nafsu, lampiaskan serakah tak terkendali
Terjerembab dalam kubangan gelimang harta, tahta mahkota, dan maunya menjadi penguasa
Abaikan kesetaraan antar sesama, melupa diri bila sejatinya adalah hamba bagi Sang Pencipta
Merudapaksa alam semesta, menghisap sesama demi meraih dominasi bersimbahkan hegemoni
Melebarkan sayap dan memuncak melintas antar bangsa, membelah dunia dalam genggamannya
Tuhanpun dipaksa tunduk menuruti maunya

Gelap gulita dalam ketimpangan tatanan dunia pun kian terasa menyeruak menjelma
Sementara, Tuhan menunggu kehadiran manusia-manusia pilihan
Yang akan pulihkan keseimbangan sebagaimana awal mulanya alam semesta dicipta
Dengan adab budaya dan peradaban yang diajarkan-Nya sebagai busana pembalut kepribadian
Agar manusia hidup dalam kehidupan nan indah dalam tatanan surgawi
Dan, sayangnya kebanyakan manusia lebih terbuai oleh bujuk rayu dan bernafsu
Menuju kehidupan terkutuk, celaka, binasa berlautkan api yang menyiksa

Sadarkah kita?
Ataukah masih dalam buaian nafsu keakuan yang melena?

*****

Kota Malang, Januari di hari kelima, Dua Ribu Dua Puluh Tiga.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline