Lihat ke Halaman Asli

Dwi Tobing

Personal Blog: https://dwitobing.blogspot.com/

Menonton Drama Korea, Berfaedah atau Unfaedah?

Diperbarui: 19 Juni 2020   23:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nonton Drakor bersama pasangan bisa juga jadi pilihan untuk mengisi akhir pekan. (sumber: wiken.grid.id)

Ketika hallyu atau korean wave melanda dunia, reaksi orang terhadap hal ini pun berbeda-beda. Tidak jarang, orang-orang berkomentar miring terhadap mereka (baca: kami) yang menggemari drama Korea dan grup band atau idols KPop. 

Padahal komentar seperti itu sebenarnya tidak perlu dan tidak pada tempatnya, karena setiap orang punya hobi, punya kegemaran, dan punya sumber kebahagian masing-masing. 

Buatku, sumber kebahagiaan adalah melihat totalitas para oppa tampan dan makan makanan enak. Keduanya sama-sama menggemaskan, membuat mataku berbinar dan hati berdebar. Mendengarkan soundtrack drama kesukaan atau lagu-lagunya BTS (Bangtan Sonyeondan), adalah mood booster buatku. 

Dan setiap malam sebelum tidur, aku akan melepaskan kepenatan dengan menikmati “my daily dose of oppa”. Bisa berupa browsing video-video di IG atau YouTube, menonton 1 episode drama, atau membaca berita terbaru tentang para hallyu star dari berbagai website.

Segala sesuatu yang kita gemari bisa saja memberikan dampak positif maupun negatif bagi diri kita. Itu tinggal bagaimana kita mengatur setelan aja. Termasuk kegemaran akan drama Korea. 

Di satu sisi, mungkin bisa bikin addict, nonton teruuus, sampai kelupaan masak nyapu ngepel. Terlena dan terpesona sama oppa tampan dan kisah cinta yang (biasanya) berakhir bahagia, sampai lupa kalau jemuran belum diangkat. Namun di sisi lain, ada juga keuntungannya. 

Menurut pengalamanku, selain menjadi sumber kebahagiaan dengan menikmati “my daily dose of oppa”, berikut 5 keuntungan yang bisa didapatkan dari kegemaran menonton drama Korea:

1. Belajar Bahasa Korea

Ketika pertama kali aku menonton drama Korea, setelah beberapa episode, aku mulai menangkap bahwa oppa adalah panggilan untuk lelaki yang lebih tua, sementara appa adalah ayah. 

Dan setelah menonton beberapa drama, aku mulai menangkap beberapa kosakata lain, yang sangat sering digunakan, seperti “annyeong” (hai...), “arraseo” (aku mengerti), “jinjja” (really??), “jalja”(selamat tidur). Akhirnya aku pernah sampai pada titik ingin mengerti apa sebenarnya yang mereka katakan dan bukan versi subtitle. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline