Lihat ke Halaman Asli

Dwi Sekar Ati

Dwi Sekar Ati

Perkembangan Franchise di Indonesia

Diperbarui: 27 Oktober 2019   00:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: itowixobok.ml

Oleh: Hafiz Ramadhan, Salsabila Tifani Ayuningsih, Dwi Sekar Ati
Universitas Bengkulu

Di era serba maju sekarang tidak heran lagi orang-orang membuka bisnis nya dengan cepat. Waralaba atau franchise menjadi salah satu pilihan yang tepat dalam memperluas jaringan bisnis dengan cepat. Franchise menjadi pilihan bagi banyak investor atau orang-orang yang ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak memiliki pengetahuan cukup mumpuni serta  awal dan kelanjutan tentang usaha yang ia miliki, karena franchise sendiri awal usaha dan kelanjutan usaha telah disediakan oleh franchisor atau pemilik waralaba.

Franchise sendiri dapat dikelompokan menjadi dua yaitu franchise asing dan franchise lokal. Dimana franchise asing yaitu franchisornya berasal dari luar negeri. Beberapa franchise asing tersebut antara lain ,KFC, Pizza Hut, dan McDonald. Sementara itu franchise lokal adalah franchisornya berasal dari dalam negeri. Beberapa franchise lokal antara lain, EsTeler77, Geprek Bensu, Solaria, Panties Pizza dan lain-lain.

Maraknya bisnis franchise ini tidak lepas dari perilaku konsumtif masyarakat itu sendiri. Namun sadar atau tidak faktanya franchise asing lebih diminati daripada franchise lokal. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan karena mudahnya perizinan bagi waralaba atau franchise asing di Indonesia serta franchise asing sendiri lebih disukai oleh para investor karena memiliki sistem yang jelas, merek dagang sudah dikenal dunia, dan dirasa lebih bergengsi.

Dalam perkembangannya franchise asing selalu mengutamakan bagaimana mereka membangun bisnisnya sehingga dalam mencari calon mitranya atau franchiseenya mereka sangat selektif tidak sembarang karena mereka tahu bahwa mitra atau franchisee mereka merupakan ujung tombak perusahaannya.

Berbeda dengan franchise lokal yang kalau dilihat masih banyak yang mengutamakan keuntungan daripada membangun bisnisnya sehingga dalam mencari mitra atau calon franchisee kurang selektif dan tidak memahami karakter dan latar belakang calon franchiseenya. Sangat disayangkan karena dapat merugikan franchisee dan franchisornya sendiri. Pasalnya franchise bukan hanya sekedar menjual merek sebuah produk, tetapi juga konsep bisnis, target pencapaian, dan strategi operasional agar selalu terkendali.

Untuk di kota Bengkulu itu sendiri ada Beberapa franchise lokal yang gulung tikar. Hal ini disebabkan oleh persaingan yang begitu ketat antar merek dagang. Jika di biarkan maka franchise lokal khususnya di Bengkulu bisa-bisa banyak yang menyusul untuk gulung tikar. Sementara franchise asing semakin berkembang pesat.. Apalagi program visit 2020 Bengkulu Wonderful nanti akan  banyak orang dari manca negara datang mengunjungi bumi rafflesia ini. Jika tidak diperbaiki dari sekarang maka dikhawatirkan nanti di tahun 2020, franchise asinglah yang akan mendominasi wilayah Bengkulu.

Kita sebagai tuan rumah hanya bisa menonton dan menikmati saja. Jadi, diharapkan kita dapat belajar dari franchise asing dalam megelola franchisingnya dan kita dapat mengembangkan atau menginovasikan franchise yang telah kita bangun. Tapi  ini bukan hanya tanggung jawab semata-mata dari para pelaku usaha melainkan juga peran pemerintah dalam mengatur semua yang berakaitan dengan bisnis franchise terutama franchise lokal agar lebih baik untuk kedepannya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline