Lihat ke Halaman Asli

Dwi PuspitaSari

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Malang Angkatan 2019

Online Talk Show "Pentingnya Mencegah Stunting Demi Generasi Masa Depan Indonesia"

Diperbarui: 26 Oktober 2022   11:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Stunting bukanlah isu baru, bahkan sesungguhnya telah menjadi perhatian seluruh dunia terlebih bagi Indonesia karena pengaruhnya bukan hanya terhadap fisik anak, namun juga terhadap kecerdasan kognitif anak. Data Riset Kesehatan (Riskesdas) menunjukkan prevalensi balita stunting di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 30,8%, dimana artinya satu dari tiga balita mengalami stunting. Hasil survei Status Gizi Indonesia pada tahun 2022 mengatakan bahwa angka stunting di Indonesia masih terbilang cukup tinggi, yakni 24,4%. Sebagaimana yang telah diamanatkan presiden, perununan prevalensi stunting pada tahun 2024 ditargetkan mencapai 14%. 

Pendampingan kepada keluarga risiko tinggi stunting ini sudah dilakukan BKKBN, salah satu upaya penanganan adalah dengan mencegah calon orangtua baru melahirkan bayi stunting dengan mengharuskan mereka mengisi syarat nikah baru yang rencananya akan dijalankan awal 2022. Sedangkan upaya pencegahan yang dapat dilakukan ialah dengan memberikan edukasi kepada masyarakat agar melek dengan isu stunting. Upaya kami dari kelompok mahasiswa Universitas Negeri Malang yang magang di UPT Balai Diklat Kependudukan dan KB Malang ialah memberikan sosialisasi melalui Online Talk Show dengan tema "Pentingnya Mencegah Stunting Demi Generasi Masa Depan Indonesia"yang sasarannya mahasiswa, masyarakat umum, calon pengantin, serta remaja usia siap nikah.

Online Talk Show ini diselenggarakan pada Selasa (18/10/2022) dengan target 100 peserta melalui zoom meeting. acara ini juga bekerja sama dengan kelompok mahasiswa magang dari Universitas Negeri Jakarta yang sedang magang di UPT Balai Diklat KKB Bogor. Talk Show ini dipandu oleh Alma Diva Hafizha selaku Duta GenRe Kota Depok 2019 serta pemateri dari ahi gizi Ibu Claodia Zhahroh Amelia S,Gz bersama Widyaiswara UPT Balai Diklat KKB Bogor Ibu Anindita Dyah Sekarpuri S,Psi, MSR, CHt. 

Dok. pribadi

Acara ini dilaksanakan secara online selama 2 jam dengan metode tanya jawab secara interaktif antara pemateri dan moderator bersama peserta talk show. Peserta mengikuti dengan antusias dengan total peserta yang join sebanyak 80 orang. Manfaat yang didapat peserta dengan adanya acara ini ialah E-sertifikat, ilmu tentang stunting dan cara pencegahannya demi menyelamatkan generasi masa depan. Talk show ini diselenggarakan secara gratis dan terbuka untuk umum. 

Dok. pribadi

Dikutip dari Ibu Claodia bahwa "Anak yang pendek belum tentu stunting tapi anak stunding sudah pasti pendek" yang berarti stunting dapat terjadi dan menimpa siapa saja apabila tidak menerima gizi secara baik selama di dalam kandungan hingga usia 2 tahun. Sedangkan Ibu Anindita menambahkan "BKKBN menegaskan usia 0-10th adalah anak, tapi kalau bicara tentang referensi dari KPPPA (Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) usia 0-18th masih masuk kategori anak. Oleh karenanya teman-teman sebisa mungkin jangan terlalu cepat menikah, karena kalau pernikahan dibawah usia ideal takutnya beresiko melahirkan anak stunting karena menurut KPPA usia anak masih membutuhkan asupan dan nutrisi, apabila pada usia tersebut sudah mengandung maka asupan nutrisi akan terbagi dan terpecah sehingga asupan ke anak kurang yang berakibat melahirkan anak stunting. Sedangkan usia ideal untuk menikah ialah 21th perempuan dan 25th untuk laki-laki karena di usia tersebut calon orang tua dapat mempersiapkan segala kekurangan dalam hal gizinya, pola asuhnya, dan kondisi-kondisi untuk sanitasi yang bisa mendukung perkembangan anak yang lebih optimal."

Diharapkan dengan adanya acara Online Talk Show ini mampu membuka serta menambah wawasan masyarakat tentang stunting dan pencegahannya sehingga membantu program pemerintah untuk menurunkan angka stunting serta menyelamatkan kondisi generasi masa depan menjadi lebih baik dan terhindar dari stunting. Semoga generasi millenial mampu mempersiapkan dan menjaga kualitas generasi masa depan Indonesia.

Penulis: Naila Putri Dita Aulia & Dwi Puspita Sari




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline