Lihat ke Halaman Asli

Dwiki Li

Mahasiswa

Napak Tilas KKN Mangga Dua: Berbagi di Tengah Pandemi

Diperbarui: 28 Agustus 2021   01:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Napak Tilas KKN Mangga Dua: Berbagi di Tengah Pandemi

                                                 

Masa-masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu oleh mahasiswa. Momen yang tidak akan pernah ada habisnya dari semangat membara membangun negeri hingga kisah cinta lokasi yang timbul karena sering bersama. Bukan sebuah basa-basi ketika mahasiswa diturunkan ke desa. Tentunya, mahasiswa telah dibekali oleh sejumlah program mulia yang dapat membantu masyarakat. Misalnya, beberapa waktu lalu media sosial dihebohkan dengan dedikasi seorang Kasim yang melakukan KKN selama 15 tahun. Ini fakta, sebuah inspiratif yang perlu dicontoh dari keikhlasan dan kecintaan seorang mahasiswa terhadap negerinya. Sebab, esensi dari mahasiswa bukanlah gelar sarjana yang diperoleh tetapi sebarapa besar manfaatmu bagi masyarakat.

Mahasiswa kaum intelektual, bung! dan intelektual tidak cukup membuktikan kamu benar-benar orang yang hebat. Orang hebat tidak pernah membanggakan dirinya pribadi. Orang hebat akan dibesarkan oleh orang-orang yang merasakan kehadiran dan kebermaatanmu. 

KKN adalah salah satu ajang membuktikan bahwa seorang mahasiswa bukanlah pribadi kutu buku semata. Apalagi di masa pandemi Covid-19. Mahasiswa menjadi harapan bagi bangsa untuk bebas dari masa paceklik yang dirasakan selama kurang lebih 2 tahun.  Mahasiswa agent of change yang membawa perubahan bagi masyarakat. Melalui program KKN tahun 2021, mahasiswa Universitas Negeri Medan terdiri dari  Dwiki Li, Rodiah Pratiwi, Naifatun irbah, Eka Putri Mahara, Amira arazilla T, Mahdalena Sardi, Gusma Indrawan berupaya membuktikan hal itu semua dengan program-program yang dapat membantu masyarakat Desa Mangga Dua.

tangkapan layar

                                                                                     

Desa Mangga Dua merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Berdasarkan histori dari cerita para petuah, nama Mangga Dua berasal dari pohon mangga yang tumbuh di perbatasan antara Desa Mangga Dua dengan Desa Nagur. Desa yang memiliki luas 612,31 Ha Km dipenuhi dengan segala potensi desa yang dapat dimanfaatkan untuk mendongkrak kesejahteraan masyarakat setempat.

Dalam sosiologi pedesaan, desa mangga dua termasuk kedalam desa melingkar yang dikelilingi oleh persawahan. Kondisi ini membuat mayoritas penduduk merupakan petani. Melimpahnya hasil padi sebagai produksi utama pertanian membuat banyak sekam yang terbuang. Sekam biasanya dibakar dan tidak dimanfaatkan. Sekam biasanya hanya digunakan untuk menimbun genangan air dan terbuang begitu saja di halaman rumah warga. Sesunguhnya, apabila sekam padi tersebut dimanfaatkan dapat menjadi lahan ekonomi baru bagi masyarakat di Mangga Dua. 

Napak Tilas KKN Mangga Dua: Berbagi di Tengah Pandemi

                                                                                          

Briket Sekam padi menjadi ide yang disampaikan oleh mahasiswa KKN Universitas Negeri Medan Tahun 2021 kepada Kepala Desa Mangga Dua, bapak Budi Santoso, S.Pd. Selain bahan bakunya yang melimpah ruah, cara pembuatannya  dinilai cukup sederhana. Briket sekam padi dapat menjadi bahan bakar batubara dan bahan bakar untuk memasak.  

Napak Tilas KKN Mangga Dua: Berbagi di Tengah Pandemi

Napak Tilas KKN Mangga Dua: Berbagi di Tengah Pandemi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline