Lihat ke Halaman Asli

Davi Massie

Karyawan dan Blogger

Cerpen | Antara Aku, Rey, dan Musik

Diperbarui: 3 Maret 2020   15:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi/doc: Keepo.me

Setiap tanggal 9 Maret kita merayakan Hari Musik Nasional.  Musik adalah kata yang paling aku sukai dan selalu bisa mengusik jiwaku, karena dari dalam kata itulah, aku menemukan banyak makna dari kehidupan, dari kata itulah aku semakin mengenal dia, Rey.

Terlebih lagi ketika aku semakin dekat dengan sosok Rey yang sangat sederhana, namun mampu mengusik hati. Dia yang sangat cinta dengan dunia musiknya. Yang paling aku kagumi dari dirinya adalah semua pengetahuan yang dia miliki kini tentang musik dan tentu caranya bermain musik.

Ojek yang aku tumpangi tiba-tiba berhenti karena lampu merah menyala diperempatan jalan. Tapi aku sedikit terusik oleh suatu suara, suara yang samar seperti mirip dari dia yang ku kenal dekat, "yah seperti suara Rey" gumamku.

Suara yang enak terdengar masuk ke dalam telingaku, dan tak kusangka suara itu berasal dari seorang pengamen jalanan. Lucunya, bukan saja suaranya yang mirip, tapi juga saat itu sang pengamen menyanyikan lagu favorit Rey. Cinta Luar Biasa, milik penyanyi Andmesh Kamaleng.

Setelah jumpa pengamen itu, aku pun bergegas tak sabar ingin segera tiba di kediamannya. Tiada hari yang tak terlewati tanpa berjumpa dengannya, meski hanya sejenak di waktu senja, di sekitar perumahan tempatnya tinggal. 

Apalagi jika akhir pekan, tak ada kesibukan lain selain kami habiskan waktu bercerita, bernyanyi atau sekedar aku menikmati caranya bermain gitar.

"Rey, tadi aku mendengar suara seseorang yang sangat mirip dengan kamu, bahkan dia menyanyikan lagu kesukaanmu. Sempat kaget aku, aku pikir sedang apa kamu di lampu merah, hahaha..."

"Memangnya suara siapa yang berani menyamai aku," jawab Rey lembut.

"Suaranya pengamen, pasti kamu tidak percaya kan!?" Sambil menyambar secangkir kopi yang terlihat masih belum tersentuh diatas meja, milik Rey.

"Enak yah bisa denger suara merdu di lampu merah" Rey memulai pembicaraan dan langsung mengambil gitar di dekatnya, seperti biasanya.

"Inilah hidup, semua bisa terjadi kebetulan atau mungkin tiba-tiba." Kataku sambil menawarkan makanan kesukaannya yang aku bawa, roti bakar coklat keju. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline