Lihat ke Halaman Asli

Pembelajaran Biologi sebagai Dasar Moral Kepada Alam

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1426747860857043444

Makhluk hidup salah satunya adalah kita, merupakan kompleksitas paling berpengaruh di bumi ini. Kita beraktivitas bersama di planet renta ini, berkompetisi, bekerja sama, dan saling menghancurkan. Ilmu yang mempelajari kompleksitas semua benda hidup di alam ini kita sebut biologi. Sebagai disiplin ilmu yang rumit, konsep biologi bahkan belum bisa dijabarkan dalam bahasa matematika, karena pada dasarnya makhluk hidup memang sulit diprediksi dengan angka.

Di sekolah-sekolah, biologi sudah mulai dikenal pada masa SMP. Dalam kurikulum SD pembelajarannya disatukan bersama ilmu fisika. Kita akan menyoroti bagian terakhir ini, alasannya disitulah kita belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan kita yang nantinya akan susah dirubah ketika dewasa.

Tak bisa dipungkiri, pendidikan kita terlalu bersifat teoritis daripada praktis. Biologi yang hakikatnya ilmu alam, dilakukan di dalam kelas, sambil menghafalkan bermacam-macam materi yang disuguhkan oleh guru. Ironis yang terjadi bahkan lebih dari itu, jika kita melihat lebih cermat, kita bahkan akan menemukan diri kita yang kebingungan dengan arti biologi itu sendiri.

Bagaimana menurut anda, apakah pemerintah lebih tertarik membuat kita menghafalkan semua jenis tanaman di dunia daripada menanamkan kebiasaan membuang sampah di tempatnya?

Faktanya pemerintah dengan sistem pendidikannya lebih tertarik membuat kita menjadi tukang hafal daripada menyelamatkan dunia dari berbagai macam efek sampah. Tentu saja hafalan sangat penting, tapi yang ditekankan di sini ada dalam konteks penerapan biologi oleh semua orang yang nantinya akan berada dalam berbagai profesi.

Hal-hal seperti membuang sampah adalah bentuk nyata moral kita terhadap alam. Moral adalah sesuatu di dalam diri kita di mana kita bisa merasakan benar dan salah, moral di sini adalah bagaimana efek pembelajaran biologi akan merasuki hati nurani kita untuk menghormati sang alam. Selain itu, pembelajaran biologi di sekolah dasar diharapkan lebih kepada fase pembiasaan,di mana kita tidak hanya datang duduk dan mendengarkan, tapi juga melatih nurani kita untuk belajar menghormati alam.

Pernahkah terpikir betapa kita begitu sombong dengan akal kita? Kita berkembang seakan-akan menjauhi alam, merendahkan hewan, dan membabi buta pada tumbuhan. Manusia memiliki kelebihan dengan akal, itu adalah satu poin penting, tapi tak ada dari kita yang memiliki penglihatan setajam elang ataupun bisa mendengarkan suara berfrekuensi tinggi seperti kelelawar. Bahkan dalam hal pertahanan, kita kalah oleh satu makhluk kecil yang bahkan tak terlihat oleh kita, bakteri. Bayangkan ketika bumi dijatuhi oleh banyak meteor dan satelit. Saat peradaban kita terancam hancur, bakteri berkemungkinan besar bertahan mengalahkan kita.

Ada sebuah kutipan dalam film yang begitu sinis, Jika bumi hancur oleh bencana ini, manusia akan hancur, tapi jika manusia yang hancur dalam bencana ini, bumi akan selamat.

Kini adalah saatnya kita mempelajari kompleksitas dalam diri kita sendiri, menelisik tiap sentinya untuk menemukan apa yang salah yang telah kita lakukan pada Ibu Dunia. Dan itu semua dimulai dari kita, memberikan pencerahan sebagai guru yang diteladani.

sumber:

gambar

disini




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline