Lihat ke Halaman Asli

Dudun Parwanto

Penulis, Traveler

Ketika Piala Dunia Mengalahkan Piala Akhirat

Diperbarui: 19 Juni 2018   08:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pribadi

Tanggal 15 Juni, sebagian mata manusia tertuju pada Piala Dunia 2018 di Rusia. Sebuah pertandingan sepakbola empat tahunan yang diikuti 32 timnas terbaik di dunia. Pertarungan yang diikuti oleh para bintang, untuk menasbihkan diri siapa yang terbaik di Piala Dunia. Perhelatan akbar ini akan berlangsung selama 1 bulan, dan karena selisih waktu maka rata-rata pertandingan disiarkan pada malam hari di dunia. 

Entah kebetulan atau kuasa Tuhan, Piala Dunia di Indonesia atau nyaris di semua negara Islam beralngsung pada malam 1 Syawal, disaat masyarakat muslim tengah menggemakan takbir dan merayakan idul fitri. Momen ritual silaturahmi dan memaafkan setelah menjalani ibadah sakral di bulan Ramadhan. Di saat umat Islam selesai puasa maka Piala Dunia menyambut di depan mata. 

Tetiba ingat bulan Ramadhan yang baru permisi beberapa hari. Bulan dimana setiap muslim diminta totalitas beribadah untuk mendapatkannya banyak pahala yang diberikan Tuhan. Fastabikhul Khoirot, yakni ketika setiap insan berlomba-lomba dalam kebaikan. Tensi ibadah yang tinggi, atmosfer yang mendukung menjadikan Ramadhan selalu dirindukan untuk mendekatkan diri pada Tuhan. 

Namun perlombaan untuk meraih kemenangan itu telah selesai. pertandingan untuk mendapatkan Piala Akherat yakni kebaikan di akherat telah tuntas digelar.Pemenangnya akan diketahui nanti di akherat, ketika pada penghitungan amal, timbangan amal kebaikan lebih banyak dari keburukan maka hadiahnya adaklah kemuliaan di sisi Tuhan. Ketika Piala Akherat selesai digelar, munculah Piala Dunia dengan hiruk pikuknya. Sebagian manusia mulai menyibukkan diri untuk menikmati sajian Piala Dunia yang memperebutkan prestasi, prestise dan hadiah uang yang sangat banyak. Seakan menenggelamkan Piala Akherat yang belum lama digelar. Untuk urusan dunia orang cepat sekali move on nya. 

Mereka rela bangun jam 1 dini hari untuk melihat tayangan langsung Piala Dunia, mereka lupa untuk tahajud pada jam yang sama guna memperbutkan Piala Akherat. Pada malam hari pun yang biasanya diisi dengan membaca Quran, tiba-tiba ganti channel bola untuk menikmati Piala Dunia yang digelar sehari hampir 3 kali. Persis seperti minum obat. 

Tidak salah untuk hiburan menyaksikan Piala Dunia, tapi jangan sampai mengalahkan Piala Akherat. Piala Dunia hanya sebulan berakhir, tapi Piala Akherat hanya bisa kita kerjakan jiak nyawa masih terkandung di dalam badan. Dan Piala Akherat itu berat karena hadiahnya surga, kalau ringan hadiahnya hanya payung. kalau Piala Dunia hadiah tentu harta dunia yang semakin menjadi penanda kemewahan dan kemegahan. 

Kebiasaan baik di Bulan Ramadhan seharusnya tidak hanya di lakukan pada bulan penuh berkah saja. kebiasaan itu sebaiknya dilakukan di bulan bulan lain, dan menjadi bulan lain seperti ramadhan sangat powerfull untuk menjaga konsitensi ibadah kepada Tuhan. Disinilah Piala Akherat yang kita imani, kita pertaruhkan agar bisa merebutnya. Piala Dunia boleh disaksikan, tapi Piala Akherat jangan ditinggalkan. 

Dudun Parwanto 

Motivator dan KIck Ass Trainer 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline