Lihat ke Halaman Asli

Dudi safari

Pegiat Literasi

Kesejahteraan Ekonomi sebagai Penopang Kebahagiaan Keluarga

Diperbarui: 11 September 2022   18:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: grid.id

pertanyaan pertama yang terlintas saat ditanya keluarga akan bahagia ketika ekonomi keluarga telah sejahtera, benarkah?

Nampaknya tidak sepenuhnya benar dan juga tidak sepenuhnya salah.

Mengapa demikian karena sifat harta yang ditandai dengan kemapanan ekonomi itu bersifat relatif artinya bergantung kepada orangnya.

Contoh real ada sebuah keluarga di pedesaan berjumlah 7 orang anggota keluarga. Ayahnya bekerja serabutan jika ada yang memakai jasanya dia baru dapat pekerjaan seperti menyangkul, menyabit rumput dan semacamnya. Jika tidak ada berarti dia menganggur.

Ibunya pun demikian, tidak ada kemampuan atau kerajinan yang dia kuasai untuk kemudian menghasilkan uang.

Namun kehidupan keluarga itu terlihat bahagia dan biasa-biasa saja.

Berbanding terbalik dengan sebuah keluarga yang tinggal di perumahan keluarga kecil berjumlah 3 orang anggota keluarga.

Ayahnya sebagai kepala rumah tangga bekerja di sebuah bank ternama dengan gaji di atas 10 juta per bulan.

Ibunya bekerja di perkantoran sebagai sekretaris dengan gaji nyaris sama.

Namun kehidupannya terlihat seperti diliputi waswas dan tak ada tanda kebahagian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline