Lihat ke Halaman Asli

Kasih Tak Sempat

Diperbarui: 14 Februari 2016   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Untuk lelaki introvert level expert,cinta itu bukan prioritas utama.Untuk sesekali kata itu boleh mampir,tetapi hanya untuk berakhir tragis.Terkadang hanyut dilalap hobi.Terkadang terlipat lipat oleh ratusan lembaran buku.Terkadang juga hilang disemak semak nilai ujian yang harus meninggi.Karena warnet,perpustakaan,persewaan buku,lebih terlihat seksi ketimbang ratusan senyum siswi SMA atau pun wanita sebaya. 

Hingga beberapa hari kemudian kusadari rutinitasku sudah tak lagi sama.Ketika alarm menghentikan lelapku tepat pukul 09.15 dihari senin. Kujambak dan kulihat rambutku masih norak berpelangi.Bekas cat semprot 4 hari lalu.Meski sudah habis 3 botol shampo, warna ini masih tak pudar.Mungkin saja kemarin itu bukan cat semprot biasa , atau mungkin struktur rambutku saja yang memang tidak biasa.Kriwil kriwil bak kulit domba.

Kulempar mataku keluar jendela

Sunrise ku tak lagi sama

Tak ada lagi suara emak emak yang menakutkan selimut pagiku. 

Tak ada lagi bekal makan siang

Tak ada lagi tumpukan sampah didalam tas trapesiumku 

Tak ada lagi wartawan dadakan di perpustakaan sekolah,di ruang komputer dan di ruang ujian.

Tak ada lagi senyum dengan bibir kering merekah menghantarku diujung jalan. 

Tak ada lagi sapa

"Aku pulang duluan yaa" 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline