Lihat ke Halaman Asli

Gobin Dd

TERVERIFIKASI

Orang Biasa

Cara Orangtua Menjadi Agen Literasi di Keluarga

Diperbarui: 8 Februari 2023   20:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi orantua membaca. Foto: Shutterstock via Kompas.com

Peran orangtua sangat esensial dalam pertumbuhan anak di segala  aspek manusiawi. Laiknya garda terdepan, orangtua berperan dalam menuntun, mendampingi, dan mendidik anak pada jalur yang seharusnya. 

Untuk itu, orangtua perlu mempunyai pengetahuan yang memadai dalam mendidik anak. Bukan sekadar mengikuti alur pertumbuhan anak seturut usia dan perkembangan fisik, tetapi orangtua perlu melihat dan mengevaluasi karakter anak secara seksama dan jeli. 

Karakter anak patut menjadi fokus perhatian orangtua. Mengenal karakter anak bisa membantu orangtua dalam mengarahkan anaknya. 

Termasuk dalam urusan pendidikan anak. Lebih dalam lagi mengenai kemampuan anak dalam soal literasi. 

Orangtua seyogianya menjadi aktor terdepan yang membantu anak untuk bisa membaca, berhitung, dan menulis. Paling tidak, sebelum anak masuk ke bangku sekolah, anak sudah mempunyai pengetahuan dasar dalam hal membaca dan berhitung. 

Persoalannya, ketika orangtua tak memedulikan kemampuan anak dalam membaca karena hanya berharap dan bergantung pada pendidikan formil di sekolah. Dalam arti, orangtua lebih bergantung pada peran guru semata.

Mentalitas ini kadang menciptakan ketimpangan. Pasalnya, belum tentu apa yang dialami di sekolah bisa secara total membantu anak untuk bisa membaca dan berhitung. 

Makanya, perlu ada kesinambungan pendidikan dari ruang kelas ke rumah. Di sekolah, anak di bawah asuhan guru, dan di rumah, orangtua mempunyai peran tersendiri.  

Fakta kerap kali membuktikan bahwa anak yang dididik sejak awal di lingkungan keluarga tampil meyakinkan di sekolah, termasuk dalam hal literasi. Sebaliknya, yang tak begitu dididik dengan baik akan kesulitan untuk menangkap pelajaran di sekolah, termasuk urusan membaca. 

Contoh yang paling nyata setelah masa sekolah kembali situasi normal. Di Filipina hampir dua tahun sekolah tutup dan anak-anak harus belajar dari rumah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline