Isu tentang rencana klub Indonesia, Rans Cilegon FC untuk mendatangkan Mesut Oezil seperti bola liar. Tak sedikit pihak yang menyangsikan rencana ini.
Salah satu alasannya adalah soal kualitas Oezil, harga dan gaji yang melekat pada mantan pemain Real Madrid dan Arsenal ini, dan kualitas sepak bola tanah air.
Kualitas Oezil belum habis. Dia pindah dari Arsenal ke Fenerbache karena masalah yang terjadi antara dirinya dengan klub. Persoalannya pun lebih pada soal urusan persoanal Oezil, namun hal itu ikut mempengaruhi reputasi klub secara umum.
Karena ini, Mikel Arteta harus membangkucadangkan pemain asal Jerman ini. Wajah klub lebih penting daripada advokasi pribadi si pemain. Ketika lama tinggal di bangku cadangan, Oezil pun mendapat tawaran dari klub Turki, Fenerbache.
Keputusan yang berani dari sisi finansial dan reputasi untuk klub. Oezil pun menjadi sensasi di Turki, terlebih lagi Oezil mempunyai kelekatan secara kultur dan latar belakang keturunan dengan Turki.
Di Turki, Oezil tetap menjadi salah satu pemain yang banyak diliputi. Kedatangan Oezil ikut meramaikan liga Turki.
Liga Turki bukanlah liga kacangan di Eropa. Beberapa tim seperti Galatasary dan Fenerbache sudah "makan garam" bermain di Eropa. Jadi, Oezil mengiakan tawaran dari Liga Turki bukan semata-mata menyelamatkan nasibnya yang dibekukan di Arsenal, tetapi juga karena reputasinya di Eropa.
Kendati meninggalkan Liga paling bergengsi di Eropa, Oezil masih tetap mempunyai nama di Eropa. Menjadi menarik ketika timnya juga bisa bermain di Eropa.
Makanya, isu kedatangan Oezil ke Indonesia sangat diragukan terjadi. Selain harga yang harus digelontorkan sangat besar, juga dari sisi Oezil sendiri. Entahkah Oezil mau ataukah tidak bermain di Liga Indonesia yang masih kurang berpamor di Asia umumnya?
Kendati klub Indonesia bisa memenuhi harga yang ditawarkan dari kubu Oezil, namun dari sisi aspek kompetetif, barangkali Oezil berpikir dua kali lipat.